Kisah Pasutri Selamatkan Buah Hati Sejak Dalam Kandungan, Saat Terlahir Tanpa Tempurung Kepala

Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani
Editor: Rizki Laelani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketut Sariati (19) saat menggendong bayi mungilnya, Jumat (3/5/2019). Ibu muda ini harus menerima kenyataan, jika anak pertamanya terlahir tanpa tempurung kepala.

Kisah Bagiarsa & Ketut Sariati Selamatkan Sang Buah Hati, Saat Terlahir Tanpa Tempurung Kepala


TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Berupaya tetap tegar dan sabar. Itulah yang terlihat dari wajah Ketut Sariati (19).

Ibu muda ini harus menerima kenyataan, jika anak pertamanya terlahir tanpa tempurung kepala.

Kesedihan sesekali terlihat dari raut wajah Ketut Sariati saat menceritakan apa yang dialaminya bersama sang buah hati.

Setiap orangtua menginkan sang buah hati terlahir ke dunia ini dalam keadaan sehat dan normal.

Namun, takdir berkata lain bagi pasangan suami sitri asal Dusun Antapura, Desa/Kecamatan Tejakula, Buleleng, Nyoman Bagiarsa (25) dan Ketut Sariati (19).

Anak pertama mereka terlahir dalam kondisi tidak memiliki tempurung kepala.

Ditemui di kediamannya, Jumat (3/5/2019), Bagiarsa menuturkan, ia bersama istri sejatinya telah mengetahui kondisi sang anak yang tidak memiliki tempurung kepala sejak masih berusia tiga bulan di dalam kandungan.

Pihak dokter bahkan sempat menyarankan agar janin di dalam kandungan itu segera digugurkan.

Namun, atas keikhlasan, Bagiarsa beserta istri menolak tawaran dokter tersebut dan memilih untuk tetap menjaga janin dalam kandungan.

"Saat hamil, istri saya rutin kok minum vitamin. Kontrol juga setiap bulan rutin di dokter kandungan di Denpasar," kata Bagiarsa.

Putri pertama mereka yang belum diberi nama itu akhirnya lahir pada Rabu (22/4/2019) lalu secara cesar di RSUD Buleleng.

"Tidak ada penanganan khusus. Kami hanya empat hari di rumah sakit. Sempat dimasukkan ke dalam inkubator selama beberapa jam. Kondisinya stabil," ucapnya.

Selama berada di rumah, kondisi bayi malang itu sebut pria yang bekerja sebagai Waker Bank BRI Cabang Gajah Mada Denpasar ini sangat stabil.

Pihaknya hanya menggunakan kain perban untuk menutupi bagian otak sang anak yang menjorok keluar.

Kini, Bagiarsa berharap agar pemerintah dapat memberikan fasilitas bila saja tindakan operasi harus dilakukan. "Mohon dibantu difasilitasi sebagaimana mestinya," harapnya. (*)

Berita Terkini