TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Permintaan Ketua Umum DPP PDIP, Megawati Soekarnoputri yang menegaskan bahwa jatah menteri untuk kadernya pada Kabinet Kerja Jilid II Joko Widodo-Ma'ruf Amin harus banyak.
Langsung dibahas dalam arena Kongres V PDIP yang diselenggarakan di Grand Inna Beach, Denpasar, Bali, Jumat (9/8/2019).
Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Ketua DPP PDIP demisioner Puan Maharani, Jumat pagi.
Ia mengatakan bahwa pihaknya sudah membahas secara tertutup dan terbatas mengenai siapa nama-nama yang akan diajukan PDIP ke Jokowi.
Bahkan, Puan menegaskan bahwa partainya dipastikan akan mengajukan lebih dari 10 nama menteri ke Jokowi.
Nama para calon menteri tersebut juga sudah ada di kantong Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
"Yang jelas sudah ada di kantong ketua umum. Kita juga sudah bahas tertutup, terbatas. Tapi nanti ya, masih Oktober, kan masih lama. Ada lebih dari 10," kata Puan.
Menurut politikus yang juga Menteri Koodinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia itu, jumlah tersebut, menurutnya sangatlah wajar dan tidak berlebihan. Pasalnya sebagai partai pemenang Pemilu, wajar jika PDIP meminta jatah lebih banyak di kursi kabinet.
"Kemarin juga Presiden bilang, Insyaallah, PDIP dapat jatah terbanyak," ujarnya.
Saat disinggung mengenai siapa saja nama-nama calon menteri yang sudah dikantongi Megawati.
Puan justru balik bertanya kepada wartawan.
"Contoh dari kalian siapa? Bingung, kan? Ya, lihat saja nanti," tanyanya.
Sebelumnya, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menegaskan bahwa PDI Perjuangan semenjak Pemilu 2014 hingga Pemilu 2019 berjaya, apalagi salah satu kadernya telah dua kali menjabat sebagai presiden.
"Kalau nanti (pemerintahan baru) Pak Jokowi, mesti ada menteri (untuk kader PDI-P). Mesti banyak," ujar Megawati dengan suara lantang.
Pernyataan Megawati itu disambut sorak-sorai kader PDI-P yang hadir.
"Orang kita ini pemenang pemilu dua kali. Betul tidak?" kata Megawati.
"Betul," jawab para kader serempak.
Megawati menegaskan bakal menolak apabila Presiden Jokowi hanya memberikan sedikit jatah kursi menteri untuk diisi kader PDI-P.
"Jangan nanti (Jokowi mengatakan), Ibu Mega, saya kira karena PDI-P sudah banyak kemenangan, sudah di DPR, saya kasih empat (kursi menteri). Emoh, tidak mau, tidak mau, tidak mau," ujar Megawati.
Pernyataan itu membangkitkan sorak-sorai para kader.
Mereka juga berteriak "tidak mau, tidak mau" sembari bertepuk tangan.
Megawati kemudian berkelakar, "Memang begitu dong. Orang yang enggak dapat saja minta".
"Ini di dalam kongres partai Pak Presiden, saya minta, dengan hormat PDI-P akan masuk ke dalam kabinet dengan jumlah menteri terbanyak. Sip," lanjut Megawati yang kembali disambut sorak-sorai kader.
Di sisi lain, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memastikan dirinya akan memberi porsi lebih kepada PDIP dalam kabinet Jilid II-nya.
"Saya ingin menjawab Ibu Mega tadi mengenai menteri. Jadi Bu Mega menyampaikan, jangan empat. Tapi kalau yang lain dua dan PDIP empat, kan sudah dua kali (dua periode kabinet),"ujar Jokowi saat diberikan kesempatan menyampaikan pidato di pembukaan Kongres V PDIP.
Bahkan, ia menegaskan siap menjadi jaminan apabila hal tersebut tidak terealisasi.
"Jadi kalau nanti yang lain dapat jatah menteri] tiga, mesti PDIP belum tentu juga, tapi yang jelas, PDI Perjuangan yang terbanyak. Jaminannya saya," tegas Jokowi.
Sedangkan, Jokowi sendiri juga memastikan jatah menteri untuk putra Bali di kabinetnya mendatang.
Hal ini disampaikannya usai menghadiri pembukaan Kongres V PDIP di Inna Grand Bali Beach Sanur Kamis (8/8/2019).
"Yang jelas dari Bali pasti ada," katanya.
Saat disinggung lebih dalam mengenai siapa yang akan berpeluang menduduki kursi itu.
Jokowi memilih tersenyum.
Seperti diketahui, saat ini Bali memiliki satu wakil di kabinet Jokowi jilid I atau Kabinet Indonesia Kerja yakni AA Gede Ngurah Puspayoga yang menjadi Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM).
Beberapa nama digadang-gadang masuk dalam bursa kabinet Jokowi-Ma'ruf, diantaranya petahana, AAGN Puspayoga, Bupati Tabanan, Ni Putu Eka Wiryastuti, Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace.
Sedangkan, dua nama masuk sebagai kuda hitam yakni, Anggota DPD RI Dapil Bali, Gede Pasek Suardika dan Politikus NasDem, I Gusti Putu Artha. (*)