Berawal dari Pengakuan Bocah 9 Tahun, Anak-anak di Desa Saba Gianyar Dilarang Main Sendiri
Bocah laki-laki asal Banda ini, mengaku dibekap oleh orang tak dikenal yang mengendarai sepeda motor, lalu memboncengnya diduga akan melakukan penculikan. Namun upaya tersebut gagal, lantaran kendaraan pelaku yang masih misterius ini, mengalami kecelakaan lalu lintas di depan bale banjar setempat.
TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR – Bocah 9 tahun berinisial GDMP mengaku barus saja dibekap orang tak dikenal yang mengendarai sepeda moto.
Sontak saja pengakuan GDMP membuat was-was dan gempar warga Banjar Banda, Desa Saba, Blahbatuh, Kabupaten Gianyar, Bali.
Bocah laki-laki asal Banda ini, mengaku dibekap oleh orang tak dikenal yang mengendarai sepeda motor, lalu memboncengnya diduga akan melakukan penculikan.
Namun upaya tersebut gagal, lantaran kendaraan pelaku yang masih misterius ini, mengalami kecelakaan lalu lintas di depan bale banjar setempat.
Kelian Banjar Banda, I Kadek Merta Anggara saat dikonfirmasi, Minggu (15/9/2019) membenarkan, adanya dugaan penculikan anak di banjarnya.
Kata dia, dugaan penculian tersebut terjadi sepekan lalu, tepatnya Sabtu (7/9/2019).
Informasi tersebut disampaikan korban, GDMP pada orangtuanya.
Namun, hal tersebut tidak dilaporkan ke aparat kepolisian.
• Kontrak Bachdim di Bali United Berakhir Akhir 2019, Kemana Akan Berlabuh? Yabes Tanuri Buka Suara
Sejak beberapa hari ini, masyarakat yang mendengar informasi tersebut dari mulut ke mulut menjadi resah.
Dalam menyikapi keresahan masyarakat, pihaknya bersama Bamas dan Babinsa Desa Saba akhirnya mengonfirmasi kejadian tersebut pada korban, Sabtu (14/9/2019).
“Saat kami tanyakan ke anaknya, katanya anak tersebut ditutup mulutnya pakai tisu, lalu mau menuruti keinginan pelaku."
"Pelakunya bawa sepeda motor, dua orang. Satunya dewasa dan satunya lagi anak kecil seumuran korban,” ujar Anggara.
Menurut keterangan korban, kata Merta, kejadian tersebut berada di wilayah perbatasan banjarnya dengan Bonbiyu atau di seputaran Pura Batan Sukut.
Selama ini, kata dia, aktivitas di kawasan tersebut memang relatif sepi.
Biasanya anak-anak melintas di kawasan tersebut untuk bermain layangan.
Sementara korban ketika itu tengah bermain sepeda sendirian.
“Korban mengatakan tidak sadarkan diri. Saat mau dibawa kabur, sepeda motor pelaku mengalami tabrakan di selatan Balai Banjar Banda."
"Korban berhasil diselamatkan, sementara pelaku pergi karena saat itu tidak ada yang tahu saat itu ada upaya penculikan."
"Sebab korban baru menceritakan pada bapaknya jauh setelah kejadian,” ungkapnya.
Merta mengatakan, hingga saat ini masyarakatnya masih resah terhadap pengakuan GDMP.
Selaku prajuru pihaknya akan merapatkan langkah yang akan dilakukan dengan krama banjar.
Namun untuk saat ini, pihaknya mengimbau pada setiap orangtua untuk lebih mengawasi anak-anaknya saat bermain.
Orangtua pun harus melarang anak-anak mereka melintas atau bermain di areal sepi secara sendirian atau berdua.
Setiap kegiatan anak-anak, harus dilakukan secara beramai-ramai untuk mengantisipasi hal yang tak diinginkan.
“Nanti kami akan adakan paruman untuk mengambil langkah-langkah."
"Kami mengimbau supaya anak-anak tidak dibiarkan sendirian saat di jalan atau di tempat bermain, berdua pun jangan."
"Kalau bisa, harus ramai-ramai, supaya tak terjadi hal yang tak diinginkan,” imbaunya. (*)