Jembatan di Pantai Jasri Dibangun Pakai Box Culvert, Anggaran Pembangunan Capai Rp 784 Juta
TRIBUN-BALI.COM, JEMBRANA - Jembatan penghubung di Pantai Jasri, Kelurahan Subagan, Kecamatan Karangasem, Karangasem, Bali, dalam proses perbaikan Pemerintah Daerah (Pemda) Karangasem.
Perbaikan jembatan di pesisir pantai ini diperkirakan sudah mencapai 50 persen lebih.
Kabid Bina Marga, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Karangasem, Ketut Prama Budarta mengatakan, sesuai tanggal kontrak pengerjaan, proyek dimulai 10 September 2019, dengan waktu pelaksanaan 90 hari dan anggaran pembangunan jembatan mencapai Rp 784 juta dari dana APBD.
"Bentuk jembatan box culvert. Sekarang masih dalam pengerjaan. Petugas Dinas PUPR rutin mengecek proyek tersebut," kata Prama Budarta, Jumat (1/11/2019) kemarin.
Menurtnya, pembangunan jembatan box culvert lebih kuat dibandingkan sebelumnya, juga bisa dilalui kendaraan roda empat dan dua.
Warga Jasri, Kelurahan Subagan antusias dengan pengerjaan jembatan ini.
• Bongkar Anggaran Lem Aibon Rp 82 Miliar, Ini Sosok William Aditya Sarana Anggota Termuda DPRD DKI
• Motor Sitaan Langsung Diangkut, Operasi Zebra Agung 2019 Satlantas Polresta Denpasar
Mengingat jalan ini akses utama pemedek saat hendak menggelar upacara keagamaan, seperti melasti, banyu pinaruh, dan ngayud ke pantai.
Jembatan ini juga akses utama nelayan saat hendak turun melaut.
Sebelum dibangun jembatan, pemedek yang melukat serta ngayud kesulitaan melintas karena membawa barang, begitu juga para nelayan.
Dulu penduduk sekitar sempat membuat jalan darurat secara swadaya dari kayu agar warga dan nelayan bisa melintas.
Untuk diketahui, jembatan semi permanen ambruk beberapa bulan lalu, dan sudah dua kali putus.
• Jadwal Padat Bali United, Ada Lima Kompetisi Internasional Dan Domestik di Tahun 2020
• Siswa SMPN 4 Banjarangkan Bertumbangan Saat Ritual Caru
Pemicunya karena diterjang ombak pantai serta tergerus air sungai.
Mengingat jembatan berada di atas sungai, dan dekat dengan pesisir pantai, biasanya aliran sungai membawa potongan kayu serta material.
Penyebabnya sama, diterjang ombak dan tergerus sungai.
Beberapa warga sempat membuat jembatan darurat dari bambu sebelum ada perbaikan.
Kini masyarakat berharap jembatan yang dibangun bisa tahan lama dan lebih kuat menahan terjangan air sungai yang menggerus dari bagian bawah.
(*)