POPULER: Ini Sifat Asli Seseorang Sesuai Bulan Kelahiran I Kisah Arini yang Terjangkit HIV

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi bayi. Sifat seseorang sesuai bulan kelahiran

Mereka menjadikan informasi untuk meningkatkan intelektualitas.

 

Mereka juga lebih mengutamakan keluarga daripada orang lain.

Sehingga, orang yang lahir Oktober lebih sering menghabiskan waktu bersama orang-orang terkasih.

11. November

Sulit untuk mengenal orang yang lahir di bulan November secara mendalam.

Mereka cenderung menyimpan detail kehidupan pribadi.

Selalu ada hal yang dipikirkan di kepala mereka.

Namun, mereka tidak selalu ingin untuk membagikan pemikirannya kepada orang lain.

12. Desember

Orang yang lahir di Desember memiliki kebutuhan untuk menjadi pusat perhatian.

Sifat ini dapat membuatnya menjadi keras kepala dan kaku.

Namun, ketika mereka berhasil mendapatkan perhatian, mereka menunjukkan kepribadian yang menawan.

(Tribunnews.com/Citra Agusta Putri Anastasia)

Selain artikel terkait sifat seseorang berdasarkan bulan kelahiran, berita populer lainnya di tribun-bali.com adalah kisah Hayu Ari Setyaningtyas perempuan kelahiran Surabaya yang terdiagnosa HIV.

Ia terjangkit dari suaminya seorang atlet golf.

Beberapa tahun sebelum divonis HIV/AIDS, sang suami pernah kecelakaan dan mendapat transfusi darah.

Diduga sang suami tertular dari transfusi darah.

Perempuan yang akrab dipanggil Arini itu bercerita bahwa suaminya adalah orang yang baik dan tidak dekat dengan kelompok berisiko HIV.

Satu bulan setelah divonis terjangkit HIV, tepatnya 23 September, sang suami meninggal dunia dan mewariskan utang biaya perawatan senilai Rp 250 juta.

"Saat itu, saya tidak ada waktu untuk sedih, down, terpuruk. Saya blank. Saat itu saya hanya memikirkan suami saya yang perlu biaya dan perawatan," tutur perempuan kelahiran Surabaya, 11 November 1970 itu.

Diusir dari keluarga

Empat puluh hari pasca-meninggalnya sang suami, Arini diminta keluar dari rumah oleh mertuanya.

Ia lalu mendapatkan perlakuan diskriminatif dari keluarga.

Arini pun bekerja keras untuk menutupi utang yang berhasil ia lunasi selama 2 tahun.

 

Bukan hanya itu, Arini pun mempelajari virus HIV/AIDS dari dunia maya dan komunitas.

Ia kemudian menikah lagi dengan pria berkebangsaan Belanda yang negatif HIV dan ia terus mengonsumsi ARV agar tidak menularkan HIV kepada pasangannya.

Bahkan ia bercerita dengan mengonsumsi ARV secara rutin, ia bisa berhubungan seks dengan aman dan tidak menggunakan pengaman.

Karena faktor usia, Arini dan suaminya sepakat untuk tidak memiliki anak dan sepakat untuk menjadi orangtua angkat untuk anak-anak terlantar.

"Sejak tiga tahun sebelum menikah (dengan warga Belanda), saya undetected viral load," tutur lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Wijaya Kusuma (UWK) Surabaya itu.

(KOMPAS.com/Reni Susanti)

Langganan berita pilihan tribun-bali.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/TribunBaliTerkini

Berita Terkini