TRIBUN-BALI.COM, NEGARA - Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jembrana memrediksi adanya cuaca atau hujan ekstrem akan terjadi, pada awal Desember 2019 ini.
Mengantisipasi hal itu, BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Jembrana pun bergerak cepat.
Mereka melakukan pemotongan kayu-kayu lapuk.
Terutama kayu tua yang berpotensi ambruk ketika musim hujan tiba.
Pemotongan dilakukan di sepanjang Jalan Denpasar-Gilimanuk, Selasa (3/12/2019) pagi.
Kepala Pelaksana BPBD Jembrana, I Ketut Eko Susila Artha Permana mengatakan, pemotongan pohon ini upaya antisipasi bencana.
• Singaraja Diprediksi Alami Hujan Ringan, Suhu di Denpasar Malah Tebus 35 Derajat Celcius
• Tinggi Gelombang Laut di Selat Bali Capai 2 Meter, 4 Perairan Bali Berpotensi Alami Gelombang Tinggi
Pemotongan dilakukan di kawasan yang berpotensi terjadi bencana karena pohon sudah tua dan lapuk.
"Ya, ini kami lakukan sebagai upaya dalam menangani bencana. Karena pohon tua berpotensi ambruk dan mengenai pejalan kaki atau kendaraan yang melintas," kata Eko.
Eko menjelaskan, untuk kemarin pagi pihaknya melakukan penebangan pohon mahoni yang sudah lapuk atau mati di Desa Yehembang.
Kegiatan dilakukan sekitar pukul 08.20 Wita sampai selesai.
Pohon-pohon mahoni itu sudah cukup lama mati.
Tentu saja, membahayakan pengguna jalan dan permukiman warga di sekitarnya.
"Tinggi pohon kurang lebih 15 meter dan diameter pohon kurang lebih 60 centimeter," paparnya.
"Selanjutnya akan kami lakukan di jalan-jalan sekitaran jalan nasional. Dan kami juga berharap ada laporan warga. Ketika memang pohon berpotensi membuat hal yang tak diinginkan maka kami akan tebang," tambahnya.
Di bagian lain, Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Jembrana, Rahmat Prasetia mengatakan, cuaca ekstrem yang terjadi sepekan ini, adalah ciri peralihan dari kemarau panjang ke musim hujan.