TRIBUN-BALI.COM, TABANAN - Sesuai indeks informasi dan risiko bencana yang dikeluarkan BNPB pada tahun 2013, Kabupaten Tabanan merupakan salah satu daerah yang memiliki indeks risiko gempa tinggi.
Sehingga, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bali memasang sebanyak tujuh alat intensity meter yang tersebar di Kabupaten Tabanan.
Tujuh titik ini merupakan bagian dari 50 titik pemasangan di seluruh Bali.
Nantinya, alat yang dipasang ini akan berfungsi untuk mengestimasi tingkat getaran akibat gempa bumi dengan cepat.
Menurut data yang berhasil diperoleh, tujuh lokasi yang menjadi tempat pemasangan di Tabanan adalah instansi pemerintahan dan sekolah.
Hal ini bertujuan agar nantinya mudah dipantau serta lebih mudah untuk proses pemeliharaan.
"Untuk di Tabanan, BMKG Provinsi Bali memasang di tujuh lokasi. Dan saat ini yang sudah dipasang di empat titik, sedangkan tiga titik lainnya akan dipasang pekan ini," kata Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Tabanan, I Putu Trisna Widiatmika, Rabu (4/12/2019).
Trisna melanjutkan, pemasangan alat ukur ini berdasarkan indeks informasi dan risiko bencana Indonesia yang dikeluarkan BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) pada 2013, dan Kabupaten Tabanan salah satu daerah memiliki indeks risiko gempa tinggi.
Tujuan dipasang intencity meter, untuk mengetahui estimasi tingkat getaran akibat gempa bumi dengan cepat.
Kemudian data hasil pengamatan tingkat guncangan dari intensity meter ini akan disampaikan ke pemerintah (BMKG) untuk selanjutnya dianalisa sebagai acuan potensi dampak tingkat kerusakan yang disebabkan oleh gempa bumi.
"Kemudian untuk titik lokasi pemasangannya sesuai dengan pertimbangan sebaran lokasi. Artinya, jarak antara satu alat dengan alat lainnya adalah 50 kilometer," jelasnya.
Dia berharap, dengan dipasangnya alat ini akan memudahkan penanganan gempa bumi dan lebih mudah dalam hal penyampaian data. (*)