Hal serupa juga dilakukan oleh warga Taro.
Mereka beberapa kali mengeluarkan uang pribadi untuk membeli semen, sebagai upaya menembel kerusakan. Namun lantaran kerusakan mencapai 90 persen, iuran warga pun tak mencukupi.
“Dari Taro sampai Bon Jaka sekitar dua kilometer. Kerusakan di sini saja sampai satu kilometer, sudah banyak uang yang kami keluarkan untuk swadaya,” ujar warga Taro yang enggan disebutkan namanya.
Kondisi semakin memperihatinkan ketika malam hari.
Sebab hampir di sepanjang jalan rusak ini tidak ada lampu penerang jalan.
“Kalau malam lebih seram, selain jalan tanjakan yang kondisinya rusak, juga gelap gulita, karena sama sekali tidak ada lampu,” imbuhnya.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Gianyar, Wayan Karya mengatakan pihaknya belum bisa berkomentar terkait hak ini, lantaran masih ada kesibukan yang berkaitan dengan infrastruktur.
"Mohon maaf, saya belum bisa berkomentar, masih di Denpasar konsultasi terkait penanaman kabel di Ubud," ujarnya. (*)