Ngopi Santai

Bukan Salah Bunda Mengandung, tapi Begonya Saya Kebelet Pake Sarung

Penulis: Sunarko
Editor: Eviera Paramita Sandi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sarung

Bukan Salah Bunda Mengandung, tapi Begonya Saya Kebelet Pake Sarung

(sebuah kisah nyata)

TRIBUN-BALI.COM - Sejak sekitar sebulan lalu, saya berniat beli sarung baru.

Saya merasa, sarung-sarung yang biasa saya pakai untuk sembahyang masih kurang dan sudah agak lama, sehingga perlu beli baru.

Belum sempat beli, eh...beberapa hari lalu ada kawan datang dan bawain saya oleh-oleh sarung. Ya tentu hati riang.

Setelah kawan pamit pergi, karena kebelet ingin tahu motif dan warna sarungnya, saya bergegas mencoba buka wadah (casing pembungkus) sarung.

Saking penasaran, entah mengapa saya tidak menemukan tuas atau kancing pembuka wadah sarung itu.

Padahal, wadah plastik sesimpel itu sudah saya lihat berbagai sisinya untuk cari kunci/tuas pembukanya.

Masih saja gak ketemu.

Seakan-akan seluruh bagiannya "dilas" rapat menyatu tanpa ada tuas khusus untuk membukanya.

Tak sabar dan masih terburu ingin tahu, akhirnya saya ambil gunting untuk menggunting bagian yang saya anggap kancing pembukanya.

Gunting ternyata sulit membukanya.

Saya lantas ambil pisau (untung gak ambil gergaji hehe...) dan mau saya iris kancing pembukanya, karena saya kira wadah itu tersegel "mati".

Beneran ini, saya kemudian iris dan masih juga sulit membukanya, karena wadah plastik itu cukup keras.

Akhirnya, daripada kesal belum bisa membuka, sarung dalam wadah itu saya tinggalkan, dan saya taruh di lemari.

Pagi ini, saat buka lemari dan ingin ambil baju, sarung itu terlihat dan ada niat kembali untuk buka wadahnya.

Karena pengalaman beberapa hari sebelumnya (atau mungkin masih kesal hehehe), pagi ini saya jadi gak ngotot lagi untuk ingin tahu motif dan warna sarung hadiah itu.

Saya raba bagian yang saya anggap kancing pembukanya (yang sebelumnya sempat saya gunting dan iris tapi sulit terbuka).

Tentu kali ini dengan pikiran tenang dan rileks, karena gak ada rasa penasaran lagi.

Entah mengapa, tiba-tiba penglihatan saya begitu tajam menatap dua kancing wadah sarung itu, dan kemudian dengan biasa saja saya menarik kancing itu ke atas.

Terdengar bunyi "ceklék" dan wadah sarung itu pun terbuka dengan mudah

Meski klise, tapi kejadian ini tetap pelajaran bagi saya, yang saya anggap perlu ditulis dan bagikan.

Setidaknya, agar jadi pelajaran yg lebih membekas pada diri hehehe...

Lesson learned: Ternyata kalau kita buru-buru melakukan sesuatu, cara yang sebetulnya mudah itu justru sulit ditemukan.

Pikiran atau penglihatan kita seakan terhalang.

Tapi, justru ketika tenang dan sabar melakukannya, seperti otomatis muncul cara mudah bagi kita. 
Bagaimana pendapat(an) Anda?

Denpasar 31/12/2019

Berita Terkini