5 Hoaks Virus Corona yang Beredar di Masyarakat, Makan Bawang Putih Hingga Kebocoran Laboratorium

Editor: Irma Budiarti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi penanganan virus corona. Ada beberapa isu yang menjadi sorotan dan ditanggapi oleh para tenaga medis sebagai berikut

5 Hoaks Virus Corona yang Beredar di Masyarakat, Makan Bawang Putih Hingga Kebocoran Laboratorium

TRIBUN-BALI.COM - 5 Hoaks Virus Corona yang Beredar di Masyarakat, Makan Bawang Putih Hingga Kebocoran Laboratorium

Mengiringi ramainya pemberitaan tentang wabah virus corona Wuhan (2019-nCoV), masyarakat juga disuguhkan dengan beragam isu keliru atau hoaks yang ada.

Ada beberapa isu yang menjadi sorotan dan ditanggapi oleh para tenaga medis sebagai berikut.

1. Penyembuhan dengan makan bawang putih

Pokja Infeksi Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Dr dr Erlina Burhan SpP(K) MSc PhD, mengatakan tidak ada kaitannya bawang putih dengan penyembuhan penyakit akibat virus corona.

"Ini saya yakin yang buat isu, pedagang bawang putih teman saya di Rawamangun itu," kata dia sambil terkekeh, dalam acara bertajuk Info Sehat FKUI untuk Anda: Wabah Coronavirus: Status Terakhir di Indonesia, Jakarta, Kamis (30/1/2020).

Tangkapan layar pengobatan virus corona yang beredar di WhatsApps. (Kompas.com)

Jadi, entah Anda akan mengonsumsi bawang putih tiga butir atau delapan butir dengan takaran pada isu yang beredar, hal itu tidak ada kaitannya dengan penyembuhan penyakit akibat virus corona.

2. Pengobatan dengan obat anti-HIV

Peneliti di Departemen Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dr R Fera Ibrahim MSc SpMK(K) PhD, mengatakan antivirus itu dibuat untuk memutuskan rantai virus tertentu.

"Replikasi HIV dan novel coronavirus belum ada kaitannya bagaimana ini bisa," kata dia.

Diakui Fera, meskipun memang ada laporan satu intitusi yang memberikan antivirus HIV atau bahkan antivirus flu burung, tapi yang jelas kalau pasien sembuh itu karena sifat penyakit disebabkan virus memang adalah self limiting disease atau bisa baik dengan sendirinya.

Tindakan ini tidak direkomendasikan karena ini tidak ada bukti terkaitnya, justru dikhawatirkan bukan mematikan, tetapi malah membuat virus semakin kuat.

3. Menular melalui tatapan mata

Erlina menegaskan penularan virus sangat mustahil jika terjadi hanya melalui tatapan mata.

Halaman
123

Berita Terkini