Hal itu juga disampaikan Jokowi dalam akun Twitter-nya @jokowi Kamis (6/2/2020).
Pernyataannya masih sama, yakni Jokowi secara pribadi tidak ingin memulangkan mereka.
"Soal WNI eks organisasi ISIS yang dikabarkan hendak kembali ke Tanah Air, para wartawan bertanya ke saya: bagaimana dengan mereka yang telah membakar paspornya. Kalau saya saja sih, ya saya akan bilang: tidak. Tapi tentu saja, ini masih akan dibahas dalam rapat terbatas," tulisnya.
Pernyataan Jokowi itu pun kemudian dikritik oleh Yunarto Wijaya.
Ia bingung dengan pernyataan Jokowi tersebut karena seolah tak mencerminkan dirinya sebagai seorang kepala negara.
Padahal menurutnya, Jokowi saat ini adalah seorang presiden, bukan lagi pengusaha meubel.
Sebab pada Tweet Jokowi itu, presiden menyampaikan pendapatnya secara pribadi.
"Agak bingung sama bahasa "kalau saya", setau saya bapak bukan lagi jokowi si tukang mebel, tapi jokowi sang kepala pemerintahan & negara...," tulis Yunarto Wijaya.
Sebelumnya, Tweet itu juga mendapat kritik dari Gus Nadir.
Ia menyebut kalau hal itu tidak elok disampaikan oleh Jokowi.
Bahkan Gus Nadir juga menyebut komunikasi publik pemerintah dalam menangani isu sepenting ini sangat jelek.
Sebab, Jokowi terkesan membenturkan pendapat pribadinya dengan proses pengambilan kebijakan di rapat terbatas.
"Saya gak paham dgn pernyataan Presiden @Jokowi ini. Jelek sekali komunikasi publik pemerintah menangani isu sepenting ini. Presiden sdg membenturkan sendiri pendapat pribadi beliau dg proses pengambilan kebijakan di rapat terbatas. Kurang elok," tulisnya.
Mahfud MD Juga Tolak
Menteri kordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) menyatakan sikapnya yang menolak pemulangan 600-an WNI eks ISIS untuk kembali ke Indonesia.