Bisa "Bunuh" Anak, Berikut Akibat Bertengkar di Hadapan Anak

Ketika anak melihat orangtua bertengkar, satu-satunya hal yang terlintas di benaknya adalah perasaan tidak aman dan ketakutan akan perceraian orangtua

Gisela Niken via Nakita.id
Ilustrasi bertengkar di depan anak - 

TRIBUN-BALI.COM - Ketika emosi terkadang kita lupa memerhatikan sekitar dan langsung meluapkan kemarahan.

Pertengkaran dengan pasangan pun tak terelakkan dan terjadi di hadapan anak.

Lalu, apa yang terjadi pada anak ketika orangtua bertengkar?

Sebuah penelitian menunjukkan, bahwa 90 persen anak-anak dipengaruhi oleh perilaku orangtua mereka, dan masalah pertengkaran orangtua bisa menyebabkan berbagai jenis masalah kesehatan seperti depresi dan kecemasan.

Bertengkar di depan anak-anak juga bisa 'membunuh' mereka, kata laporan lain.

Cara Sederhana Menjaga Kamar Mandi Tetap Bersih dan Terawat, Biasakan Multitasking

Sopir Alami Luka Ringan Usai Hantam Toko Laundry di Sidakarya Denpasar

Jika orangtua memiliki masalah satu sama lain, mereka harus pergi ke kamar, menutup pintu, dan mengatasinya di kamar tersebut.

Tidak di depan anak-anak mereka.

Ketika anak melihat orangtua bertengkar, satu-satunya hal yang terlintas di benaknya adalah perasaan tidak aman dan ketakutan akan perceraian orangtuanya.

Anak-anak cenderung menjadi sangat cerdas dan mereka sangat menyadari bagaimana akhirnya ketika orangtua mereka berada di ujung ‘perang’.

Yang penting untuk dicatat juga, bahwa pertengkaran yang sering terjadi di depan anak-anak hanya akan membuat anak itu terganggu secara mental, sehingga memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan mereka secara keseluruhan.

Berikut beberapa hal yang dapat terjadi pada anak-anak ketika orangtua bertengkar di depan mereka:

Alasan Untuk Gaji Pemain, Bos Yabes Tanuri Pilih Naikkan Harga Tiket Nonton Bali United

Video Air Mata Tak Terbendung Saat BCL Manggung Kembali Pascameninggalnya Ashraf Sinclair

1. Mereka Berisiko Depresi

Anak-anak yang terus-menerus melihat pertengkaran orangtua mereka berisiko mengalami depresi.

Mereka bahkan akan membenci kebutuhan untuk tersenyum dan bahagia.

2. Mereka Hidup dalam Ketakutan

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved