TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Meski belum ada ditemukan pasien yang positif terjangkit virus Corona atau Covid-19 di Bali kususnya Kabupaten Badung, pemerintah diharapkan tetap selalu waspada untuk mencegah virus tersebut masuk.
Selain itu memaksimalkan pengawasan penyebaran penyakit kususnya di daerah pariwisata terutama objek-objek wisata yang di kunjungi wisatawan.
Selebihnya ditengah munculnya dugaan virus tersebut, Kabupaten Badung malah menginginkan tetap adanya wisatawan yang mengunjungi Badung.
Pasalnya jika wisatawan menurun, pendapatan kabupaten Badung sudah dipastikan akan merosot hingga mengakibatkan Badung devisit.
Seperti halnya di wilayah Kuta Badung yang merupakan tempat pariwisata yang masih disasar turis mancanegara diharapkan adanya penyediaan cairan pembersih tangan.
• Pantau Penjualan Masker, Disperindag Denpasar Nyatakan Stok Kosong
• Dampak Virus Corona, Produsen Sari Rempah Banyuwangi Dibanjiri Order dari Singapura Hingga Turki
Bila perlu juga masker di sejumlah keramaian, diluar adanya pemeriksaan di Bandara.
Hal itu pun diharapkan DPRD Badung, I Nyoman Graha Wicaksana yang juga merupakan tokoh masyarakat di Kuta Badung, Rabu (4/3/2020)
Anggota komisi III DPRD Badung itu mengatakan, dengan adanya isu virus corona ini, masyarakat mengharapkan adanya campur tangan pemerintah pada objek wisata yang dikunjungi wisatawan.
Bahkan menurutnya masyarakat menginginkan adanya penyediaan cairan pembersih tangan.
“Kuta sekarang sudah mulai sepi kunjungan wisatawan. Tapi Kuta masih menjadi sasaran wisatawan yang datang ke Bali. Maka dipandang perlu dilakukan penyedian cairan pembersih tangan di beberapa objek wisata,” ungkapnya.
Graha Wicaksana yang juga sebagai pelaku usaha pariwisata di Kuta itu mengatakan sepinya wisatawan karena menurunnya wisatawan Tiongkok saja.
• DPRD Gianyar Undang Eksekutif Bahas Kematian Babi Misterius dan Penurunan Kunjungan Wisatawan
Bahkan katanya wilayah Kuta masih dikunjungi oleh wisatawan lainnya.
“Kuta kan bukan hanya dikunjungi wisatawan Tiongkok, melaikan ada wisatawan mancanegara lainnya yang mengunjungi Kuta sehingga penurunan wisatawan tidak terlaku banyak,” jelasnya
Pihaknya mengatakan jika dibandingkan dengan adanya Bom Bali I, wisatawan malah takut datang ke Bali.
Bahkan sebutnya wisatawan yang sudah di bali pun bisa kabur dari Bali.
“Saat bom Bali I, itu sangat parah , bahkan ada tamu yang sudah stay di hotel langsung pergi dan itu benar-benar melumpuhkan perekonomian di Kuta dan Badung,” bebernya.
Meski demikian, pihaknya berharap adanya isu virus corona tersebut melumpuhkan perekonomian Badung serta Bali.
Bahkan pihaknya meminta semua elemen harus gencar melakukan sosialisasi pencegahan virus tersebut.
Bahkan menurutnya, negara Jepanglah yang patut di tiru dalam pencegahan virus tersebut.
“Hal postif yang mesti kita contoh adalah di Negara Jepang. Mereka bisa menekan warganya yang terjangkit virus tersebut di negaranya dengan menyediakan cairan pembersih tangan. Termasuk juga menyediakan masker di sejumlah titik keramaian,” ujarnya.
“Kita harus melakukan sosialisasi persuasive serta segara melakukan penyadaran ke masyarakat untuk melakukan hidup bersih utamanya rajin melakukan cuci tangan. Selain itu pemerintah harus melakukan penyemprotan desinfektan dikawasan publik,” tambahnya
Lanjut dijelaskan semua itu memang terlihat ekstrim, akan tetapi menurut anggota PHRI Badung itu semua adalah suatu pencegahan yang dilakukan.
“Kita kan memberikan kenyamanan bagi masyarakat dan wisatawan juga kalau gitu. Jadi masyarat tidak panik dan wisatawan pun merasa di perhatikan,” pungkasnya.
Menyikapi hal itu, Kepala Dinas Keshatan Kabupaten Badung, Dr Nyoman Gunarta belum bisa dihubungi hingga saat ini. (*)