Terkait, imbauan pemerintah bahwa masker sebaiknya digunakan bagi mereka yang berada di lokasi berpotensi atau rawan penularan virus saja, dan orang sehat tidak perlu pakai masker.
Ia mengatakan hal itu harusnya disosialisasikan pemerintah sejak jauh-jauh hari, bukan setelah virus corona masuk ke Indonesia.
"Itu kapan diumunkan? Kan baru setelah terpaparnya orang Indonesia oleh virus corona, kenapa tidak dari dulu," kata dia.
Indonesia memiliki sekitar 250 juta penduduk, tambahnya, kemungkinan setengah dari itu tidak paham apa itu virus, apa itu corona, semestinya dari dulu pemerintah menjelaskan dan mengedukasi masyarakat.
• Tak Perlu Panik Virus Corona, Ramayana Jual Masker Dengan Harga Normal
• Imbas Virus Corona Harta Kekayaan 10 Miliader Dunia Ini Menyusut, Jeff Bezos Diurutan Pertama 128 T
"Politisi amburadul tidak bisa menjelaskan bagaimana meng-handle masyarakat, menjaga kesehatan, memberikan keterangan yang jelas, itulah kualitas politisi sekarang dalam keadaan seperti ini, lambat menurut saya, apa artinya empat hari yang lalu, padahal kasusnya di China muncul sejak Desember tahun lalu," tukasnya.
Di lain sisi, menurutnya masyarakat harus menjaga pola interaksi dan perilaku, seperti saat bercakap, bersin, dan tertawa.
"Bercakap terlalu dekat, bersin tidak ditutupi, tertawa terlalu keras, sehingga mudah terpapar, coba tanyakan kepada masyarakat, tahu tidak orang bersin itu berapa kecepatan bersinnya, berapa jarak jangkauan virus di udara," tandasnya.
"Era teknologi, media sosial, menurut saya kebanyakan orang Indonesia sebelum ada virus corona lebih tertarik berita soal artis, gosip dan lain sebagainya. Banyak yang menggali informasi virus corona kan baru-baru saja, sebelumnya kan lebih suka berita artis, gosip," ujarnya.
Dosen Sosiologi FISIP Unud ini menyebut pemerintah Indonesia seharusnya sejak awal sebelum virus corona masuk, sudah menjelaskan bagaimana cara mengantisipasi virus, tidak hanya berkutat pada pintu masuk negara saja.
"Kita lihat Singapura, Australia, Selandia Baru, Malaysia sudah kena, seharusnya sejak awal sudah mengatakan begini cara mengantisipasi virus corona. Sebenarnya tidak salah sejak awal pemerintah Indonsia membuat rumah sakit seperti di China itu, yang khusus menangani virus corona, jangan hanya di bandara saja di Jakarta, Bali saja, tapi daerah-daerah lainnya juga ada tanggap darurat di setiap daerah," katanya.
Kata dia, bukan malah setelah virus corona masuk baru melakukan langkah lebih strategis mendirikan rumah sakit khusus dan lain sebagainya.
"Oke lah itu bagus, meski baru merencanakan, dan jangan saling bantah di tingkat pemerintahan, harus satu pintu, misal dari sisi medis Menteri Kesehatan fokusnya apa, untuk menyikapi masyarakat Menteri Sosial fokusnya apa," pungkas I Gusti Putu Bagus Suka Arjawa.
(*)