Normal Kembali Setelah Pandemi: Sebuah Bencana yang Harus Dihindari

Editor: DionDBPutra
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anand Krishna

Oleh Anand Krishna*

TRIBUN-BALI.COM - Saya Sungguh Senang Mendengar dan Membaca betapa banyak orang di dunia mulai menyadari bahwa kenormalan setelah pandemi yang disebabkan oleh Virus Corona atau Covid-19 yang berasal dari kota Wuhan di China, akan menjadi bencana.

Kita mulai menyadari bahwa setelah pandemi berakhir, business should not be as usual, urusan keseharian kita tidak boleh kembali seperti biasanya.

Ketika saya mengatakan "kita", saya mengacu pada semua pria dan wanita yang berakal sehat. Saya merujuk kepada semua orang yang memahami pesan yang disampaikan kepada kita melalui pandemi ini.

Mereka yang belum memahami pesan tersebut harus dikasihani, karena mereka kehilangan kesempatan emas untuk mempelajari sesuatu yang sungguh bermakna.

Pesannya, seperti dalam Tulisan Saya Sebelumnya sangat jelas: Terlepas dari ada tidaknya intervensi manusia atau tidak, pandemi ini disebabkan oleh karma kita, oleh tindakan kita di masa lalu yang tidak bertanggung jawab sehingga virus ini ada dan menghantui kita.

Kita harus menyadari hal ini, memperbaiki kesalahan kita, dan memulai lembaran baru hidup yang Penuh Kasih, hidup dengan berpegang pada prinsip Karunia atau Kasih.

Mereka yang mengharapkan kenormalan, dalam arti bahwa mereka berharap untuk hidup tidak bertanggung jawab lagi seperti sebelumnya, akan menyebabkan kerusakan yang lebih parah lagi, bencana yang lebih dahsyat lagi pada seluruh dunia. Bisakah kita membiarkan itu terjadi?

Tidak, kita tidak bisa. Tidak seorang pun yang waras akan membiarkan hal itu terjadi. Seluruh umat manusia harus bekerja bersama untuk mencegah bencana seperti itu terjadi.

Saya Memulai Artikel ini dengan sebuah Catatan Positif. Namun, fakta-fakta di lapangan tidak se-positif itu.

Epidemi (Global Outbreaks)

Sayang sekali, banyak dari kita yang belum belajar apa pun dari pengalaman kolektif ini. Banyak dari kita tidak punya niat, tidak punya kemauan untuk belajar sesuatu apapun.

1. Hewan-hewan memberontak, epidemi-epidemi terparah dalam sejarah baru-baru ini terkait dengan hewan. Sudahkah kita belajar sesuatu dari fakta ini? Apa yang Keberadaan coba sampaikan pada kita?

Salah satu Prinsip Panduan Hidup Masyarakat Bali adalah Tri Hita Karana, 3 Faktor atau Penyebab Kebahagiaan dan Kesejahteraan:

- Parahyangan, yaitu Selalu Bersyukur atas karunia Ibu Pertiwi, Keberadaan, Tuhan, Hyang Kesadaran Tertinggi, kepada Hyang Melampaui segala nama, rupa, dan penjelasan; namun semua Nama, Rupa, dan Penjelasan adalah milik-Nya. Kepada Ia Hyang melampaui Segala Gender, namun semua Semua Gender adalah milik-Nya.

- Pawongan, yaitu Hidup Harmonis dengan anggota keluarga, masyarakat, bangsa, negara, dan bahkan menganggap seluruh umat manusia sebagai satu keluarga: Satu Bumi, Satu Langit, Satu Umat Manusia.

- Palemahan, yaitu untuk melindungi lingkungan, flora dan fauna, dan semua bentuk kehidupan lainnya.

Sayangnya, Kita Gagal Memenuhi Kewajiban Kita. Demikianlah kita mengundang pandemi ini.

Setiap ilmuwan dengan kaliber lebih rendah daripada Einstein dapat berargumen, berdebat, dan mengejek kita. Tapi itu tidak relevan. Kebanyakan penemuan ilmiah, termasuk teori Einstein, pertama-tama diejek.

Dengarkan apa yang dikatakan Einstein dalam kutipan berikut dari surat yang konon ditulis olehnya dan ditujukan kepada salah seorang putrinya:

“Ketika saya mengajukan teori relativitas, sangat sedikit yang mengerti saya, dan apa yang akan saya ungkapkan sekarang untuk disampaikan kepada umat manusia juga akan bertabrakan dengan kesalahpahaman dan prasangka di dunia.

“Saya meminta kamu untuk menjaga surat-surat ini selama diperlukan, entah selama bertahun-tahun, puluhan tahun, hingga masyarakat cukup maju untuk menerima apa yang akan saya jelaskan di bawah ini.

“Ada daya yang sangat kuat yang belum ditemukan penjelasannya secara formal oleh sains hingga saat ini. Ini adalah daya yang mencakup dan mengatur segalanya, dan bahkan berada di belakang fenomena apapun yang terjadi di alam semesta dan belum teridentifikasi oleh kita. Daya universal ini adalah CINTA.

“Ketika para ilmuwan mencari teori terpadu tentang alam semesta, mereka melupakan daya tak terlihat yang paling kuat. Cinta adalah Cahaya, yang menerangi mereka yang memberi dan menerimanya.

Cinta adalah gravitasi, karena ia membuat orang merasa tertarik pada orang lain. Cinta adalah kekuatan, karena ia melipatgandakan kualitas terbaik dalam diri kita, dan memungkinkan manusia untuk tidak terbutakan oleh egoisme.

Cinta senantiasa berkembang dan mengungkapkan kehadirannya. Kita hidup dan mati demi cinta. Cinta adalah Tuhan dan Tuhan adalah Cinta.

“Daya ini menjelaskan segalanya dan memberi makna pada kehidupan. Inilah variabel yang telah kita abaikan sejak lama, mungkin karena kita takut akan cinta karena ia adalah satu-satunya energi di alam semesta yang belum manusia pelajari cara untuk mengarahkannya sesuka hati.

“Untuk memberikan visibilitas pada cinta, saya membuat substitusi sederhana dalam persamaan saya yang paling terkenal.

Jika alih-alih E = mc2, kita menerima bahwa energi untuk menyembuhkan dunia dapat diperoleh melalui cinta yang dikalikan dengan kuadrat kecepatan cahaya, kita tiba pada kesimpulan bahwa cinta adalah daya paling kuat yang ada, karena cinta tidak memiliki batas.

“Setelah kegagalan umat manusia dalam menggunakan dan mengendalikan daya atau kekuatan-kekuatan lain dari alam semesta yang telah berbalik melawan kita, adalah sangat mendesak bahwa kita memelihara diri kita dengan jenis energi lain...

“Jika kita ingin spesies kita bertahan, jika kita ingin menemukan makna dalam kehidupan, jika kita ingin menyelamatkan dunia dan setiap makhluk yang menghuninya, cinta adalah satu-satunya jawaban.

“Barangkali kita belum siap untuk membuat bom cinta, sebuah alat yang cukup kuat untuk sepenuhnya menghancurkan kebencian, keegoisan dan keserakahan yang merusak planet ini.

“Namun, masing-masing individu membawa sebuah generator cinta yang kecil namun kuat dalam diri kita masing-masing, sebuah generator yang energinya menunggu untuk dilepaskan.

“Ketika kita belajar memberi dan menerima energi universal ini, Lieserl sayang, kita akan menegaskan bahwa cinta mengalahkan segalanya, mampu melampaui segalanya, karena cinta adalah intisari kehidupan…”

Saya harus Memperingatkan Anda bahwa Keaslian Surat Ini sedang diperdebatkan. Namun bagi kita, adalah isi suratnya yang lebih penting.

Kasih adalah hasil alami dari Cinta yang tanpa syarat dan tanpa batas, tak terhingga. Cinta diekspresikan melalui tindakan welas asih. Kasih terhadap sesama makhluk hidup. Terhadap gunung dan sungai. Terhadap pohon raksasa dan tunas kecil yang lembut.

Terlepas dari pandemi, hati kita hancur melihat bagaimana hewan-hewan masih diternakkan, dipaksa tumbuh dengan menyuntikkan hormon pada mereka, kemudian disembelih dan dijadikan makanan. Apakah ini manusiawi?

Dibekali dengan nilai-nilai luhur yang mulia seperti Tri Hita Karana, kita bahkan belum sadar akan tindakan kita. Kita hidup dalam kebutaan total. Kita baru melakoni cinta dan kasih sebatas ucapan di bibir saja.

Bagi Mereka yang Menganggap Daging sebagai bagian penting dari diet kita, berikut adalah bagan lain untuk menunjukkan bahwa Kandungan Protein dari berbagai sayuran lebih tinggi daripada daging.

Sumber protein pada sayuran (protein)

2. Banyak orang di sekitar kita dirawat di rumah sakit; banyak yang meninggal atau sekarat. Dan, kebanyakan dari kita stress karena harus mengalami lockdown dan karantina yang belum pernah terjadi sebelumnya. Seluruh umat manusia menderita.

Tapi lihatlah Ibu Pertiwi! Beliau tidak pernah tersenyum seperti ini selama beberapa dekade. Udara tidak tercemar. Langit kembali berkilau biru alami.

Sungai-sungai dibersihkan secara alami. Hewan-hewan di hutan bernyanyi dan menari. Burung-burung berkicau dengan bebas.

Kita menderita karena karma kita, kita menuai apa yang telah kita tabur selama ini. Kita dikutuk untuk memakan buah yang pahit, jika bukan beracun, hasil dari kesalahan kita sendiri. Kita tidak bisa menyalahkan siapapun.

Dan, Bumi, Ibu Pertiwi, sedang menyembuhkan diri.

Dalam kesombongan kita, kita telah memperlakukanNya dengan buruk, menyebabkanNya sangat sakit dan menderita. Ia menanggung semua kelakuan kita dalam diam, dan sekarang Ia menyembuhkan diri dalam diam pula.

Tidak, Ia tidak menghukum kita karena kesalahan kita. Ia hanya memperingatkan kita: “Adalah Kehendak Agung yang kita semua harus patuhi. Kalian telah melayani ego kalian selama ini, dan kalian menyebabkan pandemi ini terjadi pada diri kalian sendiri.”

Banyak orang yang hidup dalam “gelembung mutiara dengan lapisan emas dan perak” dengan bodohnya percaya bahwa tidak ada musibah yang mungkin menimpa mereka. Mereka keliru. Pertanyaannya adalah: Sudahkah kita belajar sesuatu dari contoh seperti itu?

3. Atas nama pertumbuhan, kemajuan, dan kemakmuran kita telah mengejar ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak ramah lingkungan, bahkan sesungguhnya tidak ramah untuk kehidupan manusia dan kehidupan makhluk hidup lainnya.

Kita tidak lagi peduli akan kemanusiaan. Kita tidak memiliki rasa nilai-nilai kemanusiaan dan nilai kehidupan ini. Kita mendefinisikan kenyamanan materi sebagai kebahagiaan dan kepemilikan benda-benda materi sebagai tujuan hidup.

Sekarang saatnya kita bangun. Pandemi adalah sebuah wake-up call, sebuah seruan untuk bangun bagi kita semua.

Inilah Saatnya untuk Membuang Semua Nilai yang Keliru! Sekarang atau tidak sama sekali. Pandemi ini mungkin berakhir.

Tetapi Bunda kita tidak akan berhenti untuk memperingatkan kita. Ia telah mengambil peran langsung untuk mendisiplinkan kita, untuk membuat kita berperilaku sebagai penghuni yang bertanggung jawab di planet ini.

Kita dengarkan Beliau atau binasa – pilihan sepenuhnya ada di tangan kita.

Mari kita bersumpah pada diri kita sendiri, pada-Nya, bahwa mulai sekarang kita tidak akan menganiaya-Nya lagi, bahwa kita akan hidup dalam damai dengan semua penghuni planet ini, rumah bersama semua makhluk hidup …

* Seorang Humanis Spiritual, Anand Krishna adalah penulis lebih dari 180 judul buku, pendiri Anand Ashram, One Earth School, dan menginspirasi banyak lembaga serta kegiatan di bidang sosial, kesehatan holistik pendidikan dan lain sebagainya. (www.anandashram.or.id | www.anandkrishna.org)

Berita Terkini