Menurut Laura Wattenberg, pencipta situs Baby Name Wizard yang menyediakan nama bayi dan artinya, orangtua zaman dulu menamai anak mereka dengan nama sederhana, dengan harapan agar anak mudah berbaur dengan teman-teman dan lingkungannya.
• Mayat Pria Paruh Baya di Kos Daerah Tonja Ditemukan Sudah Keluarkan Belatung
• Sekap & Aniaya Istri Muda, AA Diduga Menguburkan Jenazah di Belakang Rumah Kontrakannya di Bogor
• Ini Olahraga yang Tepat Ketika Sedang Menstruasi
Namun kini, orangtua cenderung menginginkan anak mereka untuk lebih menonjol daripada yang lainnya.
Mereka khawatir dengan nama yang biasa, anak mereka pun akan jadi orang yang biasa-biasa saja.
Wattenberg menghubungkan perubahan budaya dengan beberapa faktor, termasuk pengenalan statistik nama bayi dan maraknya penggunaan media sehingga akses informasi untuk pilihan nama lebih beragam dibandingkan dahulu.
Tak hanya di Indonesia, di Amerika atau Inggris pun trennya sama.
Menurut banyak orangtua kekinian, menjadi otentik adalah nilai yang menggambarkan status sosial seseorang.
Jadi tak heran jika ada orangtua zaman sekarang ingin menamai anak mereka dengan nama-nama yang selangka mungkin, untuk menunjukkan status sosial mereka sebagai orang yang melek informasi di dunia modern ini.
Nama bisa menimbulkan kesan lembut dan keras dari seseorang
Berdasarkan suatu studi dari Columbia University, nama anak perempuan dan laki-laki dapat dibedakan berdasarkan cara nama itu dilafalkan.
Dalam penelitian tersebut diungkapkan bahwa kita menilai kesan gender berdasarkan fonemnya.
Fonem adalah satuan bunyi terkecil yang mampu menunjukkan kontras makna, contohnya kata ‘harus’ dan ‘arus’, ‘bara’ dan ‘para’.
Di antara fonem, ada beberapa konsonan yang jika diucapkan maka akan mengeluarkan getaran di pita suara disebut konsonan voiced.
Lalu ada konsonan unvoiced yang jika diucapkan tidak menghasilkan getaran.
Dari penelitian tersebut ditemukan bahwa nama dengan fonem yang terdiri dari konsonan voiced memberikan kesan lebih keras dibandingkan nama dengan fonem konsonan unvoiced yang memberikan kesan lembut.
Contohnya, Fani dan Dani atau Sheila dan Zoro. F dan S adalah konsonan unvoiced, sedangkan D dan Z adalah konsonan voiced.