Corona di Bali

Tutup 3 Bulan, Pemilik Krisna Oleh-oleh Bali Tetap Membayar Tagihan Rp 2,5 Miliar Per Bulan

Penulis: Noviana Windri
Editor: Eviera Paramita Sandi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana Krisna Oleh-Oleh Bali di Jalan Bypass Ngurah Rai, Kuta, Bali sebelum ada pandemi Covid-19

Sebagian orang masih khawatir belanja. Nah apa saja persiapan Khrisna Oleh-Oleh terkait protokol new normal?

Minggu lalu menjelang dibukanya kembali Krisna Oleh-Oleh, kami mengundang pak Camat, Lurah, dan Gugus Tugas ke sini.

Mengecek protokol kesehatan yang kita terapkan di sini.

Semuanya telah memenuhi standar protokol kesehatan.

Dengan jam operasional berbeda-beda mulai pukul 09.00 - 21.00 Wita.

Protokol kesehatan yang diterapkan bagi pengunjung yaitu sebelum memasuki outlet, diwajibkan mencuci tangan di tempat yang telah disediakan. Pengunjung wajib menggunakan masker.

Pengecekan suhu tubuh oleh satpam, jika suhu di atas 37,3 derajat dilarang masuk ke dalam outlet.

Wajib menggunakan hand sanitizer yang telah disediakan di beberapa titik seperti pintu masuk outlet, kasir, dekat eskalator dan tempat lainnya.

Wajib menjaga jarak minimal 1 meter antar pengunjung dan saat melakukan transaksi.

Apabila melakukan tansaksi dengan kartu debet/kredit, dilakukan secara mandiri seperti memasukkan kartu dan pin.

Ini untuk menghindari sentuhan.

Pembatasan pengunjung pengguna lift dan eskalator maksimal untuk 4 orang dan tetap berjarak. Penyemprotan disinfektan secara berkala oleh petugas.

Kita juga membatasi jumlah kunjungan yaitu 30 persen dari jumlah kunjungan dalam kondisi sebelum wabah Covid-19.

Apa harapan dan pesan untuk masyarakat Bali?

Pandemi Covid-19 ini jadi pelajaran buat saya, ambil hikmahnya yang positif. Saya berencana menyediakan bahan baku sampai jadi.

Target 50 persen camilan di Krisna Oleh-Oleh kita produksi sendiri. Mudah-mudahan Agustus depan kurvanya melandai dan wabah segera hilang.

Untuk masyarakat Bali dan para karyawan dirumahkan jangan patah semangat. Tetap tabah dan sabar. Masih ada sektor pertanian yang bisa kita garap. Ayo jangan gengsi menggarap lahan pertanian kita. (noviana windri rahmawati)

Berita Terkini