Ini 6 Tanda Anda Sedang Berkencan dengan Seorang Psikopat atau ASPD

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Foto ilustrasi pasangan kekasih sedang berkencan di taman

3. Mereka sepertinya tidak memiliki banyak teman

Karena orang-orang dengan ASPD kurang memiliki empati dan kasih sayang, tidak mungkin bagi mereka untuk menjalin hubungan pertemanan sebagaimana orang-orang yang tidak memiliki ASPD.

"Karena fokus pada diri mereka sendiri, maka mereka tidak rukun dengan orang lain," tulis psikolog Melissa Burkley di Psychology Today.

"Mereka memiliki masalah mempertahankan hubungan yang sehat dan memuaskan, sehingga mereka cenderung mencari posisi otoritas di mana mereka dapat bekerja sebagai aktor utama, bukan di samping, rekan kerja," tambahnya.

Karena psikopat hanya mementingkan diri sendiri, mereka mungkin hanya memiliki beberapa teman, atau dengan mudah kehilangan teman ketika mereka menemukan orang-orang itu tidak melayani mereka lagi.

Dalam sebuah wawancara pada bulan Mei 2018 dengan seorang psikopat di Medium, pewawancara Natalie Engelbrecht bertanya kepada seorang psikopat, kenapa ia kerap kali memberikan perhatian pada teman-teman mereka seperti mengucapkan selamat ulang tahun, dan ucapan lainnya.

"Kamu melakukannya untuk menunjukkan kasih sayang. Sementara aku melakukannya karena efeknya," kata John, psikopat tersebut.

Dia menjelaskan bahwa teman-temannya menyediakan lebih banyak waktu bersenang-senang jika dia berpegang pada norma-norma sosial tertentu yang tidak secara pribadi dia dapatkan darinya.

"Jujur, sebagian besar itu hanya percakapan awal untuk membuat kontak," kata John.

"Tapi jangan salah paham - aku benar-benar berharap teman-temanku baik. Pada dasarnya jika aku tidak bisa membuat mereka 'bahagia', maka mereka menyebalkan, aku memerlukan waktu lebih banyak untuk bersenang-senang," tambahnya.

4. Mereka hanya melakukan hal-hal untuk keuntungan pribadi

Orang dengan ASPD lebih mementingkan dirinya sendiri dan hanya memikirkan keuntungan pribadi.

Ini artinya bahwa mereka bisa saja mengeksploitasi orang-orang di sekelilingnya dengan maksud untuk mengambil keuntungan.

Secara praktis mereka bisa berbohong, mencuri, memanipulasi atau bahkan melakukan kekerasan terhadap orang lain.

Demikian menurut uraian Mayo Clinic.

Halaman
123

Berita Terkini