Teater Sastra Welang Rilis Video Puisi Kolaborasi oleh 5 Seniman Muda, Terinspirasi dari Putu Wijaya

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Foto penyair yang ikut dalam garapan Ia Yang Datang Tiap Malam

Puisi ini diambil karena tidak hanya mengangkat sisi romantisme, tapi juga menghadirkan kesatiran hidup, seperti dalam larik, 'darah mengolam di bola mata anak- anak, menghanyutkan mimpi mereka'.

Sebuah bentuk keprihatinan sosial di masyarakat yang saat ini sedang mengalami kesulitan di segala lini.

Walaupun tidak ditujukan khusus mengenai pandemi ini, setidaknya terdapat kesamaan nuansa, kesatiran, getir yang sedang dialami penduduk di penjuru dunia baik itu krisis pangan, pendidikan, kesehatan, ekonomi, rasa aman untuk menatap masa depan, dalam yang tersirat dalam larik 'kengerian di kota yang memerah, teriakan anak-anak memadam, tertelan desing peluru di hatimu'.

Sejatinya Puisi 'Ia Yang Datang Tiap Malam' ini akan dimasukkan dalam album musikalisasi puisi ketiga Teater Sastra Welang, yang jadwal peluncurannya terpukul mundur pandemi menjadi tahun depan 2021.

Sebelumnya Teater Sastra Welang telah meluncurkan dua album musikalisasi puisi, yakni Taman Bunga (2013) dan Instalasi Bulan dan Matahari ( 2016). (*).

Berita Terkini