Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Supartika
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Untuk menghemat pengeluaran orangtua membeli kuota, Banjar Petangan Gede, Desa Ubung Kaja, Denpasar, Bali, memfasilitasi siswa di lingkungan banjar, yang mau belajar online dengan Wi-Fi gratis.
Dengan adanya Wi-Fi gratis ini, orangtua siswa merasa terbantu.
Hal itu dirasakan oleh I Gede Sugantara salah satu orangtua siswa.
Ia datang ke banjar mendampingi anaknya yang masih kelas I SDN 3 Ubung belajar online.
Apalagi ia yang bekerja di sektor pariwisata ini, telah dirumahkan karena pandemi Covid-19.
"Kebetulan untuk biaya kuota sangat sulit karena kondisi saat ini. Jadi ini sangat membantu saya," kata Sugantara saat ditemui Senin (20/7/2020).
Dirinya mengaku, dalam seminggu biasanya menghabiskan Rp 50 ribu untuk beli kuota.
• Kapan Virus Corona Akan Berakhir? Data Covid-19 di Indonesia Kini Jadi Sorotan Karena Lampaui China
• Tidak Punya Penghasilan, Cerita Geisha di Jepang Bertahan Hidup di Tengah Pandemi Covid-19
Hal ini dikarenakan setelah belajar online, anaknya biasanya me-refresh diri dengan menonton YouTube.
"Dengan adanya program ini saya sangat terbantu. Bisa menghemat uang untuk membeli kuota. Selain itu, habis belajar juga bisa main game," katanya.
Ia mengaku setiap hari akan mengajak anaknya untuk belajar di sini.
Sementara itu, Kelihan Banjar Petangan Gede I Ketut Sumandi mengatakan awalnya di banjar dibentuk Posko Satgas Gotong Royong Covid-19 untuk Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM).
Untuk memperoleh informasi terkait perkembangan Covid-19 ini, pihaknya membeli Wi-Fi.
Setelah PKM selesai, Wi-Fi ini jarang terpakai.
Dikarenakan adanya proses pembelajaran online, ia mendengar beberapa keluhan dari orangtua siswa.
• Dalam Sehari 61 Pasien Covid-19 di Denpasar Sembuh, 2 Orang Meninggal, 31 Orang Positif
• Rekor Baru Kasus Kematian Harian Covid-19 di Indonesia: 127 Orang Dalam Sehari, Terbanyak di Jatim
"Ada keluhan masyarakat utamanya ibu-ibu, belum sempat beli kuota, anak-anaknya menangis," katanya.
Sehingga untuk meringankan pengeluaran masyarakat, pihaknya pun berinisiatif menggunakan Wi-Fi ini untuk membantu siswa belajar online.
Kegiatan belajar online ini baru diujicobakan, Sabtu (18/7/2020), dan hari ini resmi diterapkan.
"Untuk kapasitasnya, 20 orang siswa sekali pakai bisa. Itu batas maksimalnya," katanya.
Penggunaan Wi-Fi ini pun dilakukan bergilir oleh siswa.
Siswa tak harus belajar di banjar.
Ada siswa yang datang untuk men-download tugas ataupun mengirim tugas.
"Untuk saat ini kami utamakan untuk siswa di banjar, nanti sambil jalan kalau memungkinkan, siswa di banjar sebelah bisa menggunakannya juga," katanya.
Untuk proses pembelajaran pun diawasi oleh orang tua masing-masing.
(*)