TRIBUN-BALI.COM - Sambut hari raya Idul Adha 2020 dengan 10 amalan sunnah sebelum menjalankan salat Id, dari takbiran, berjalan kaki hingga mandi besar.
Dalam hitungan jam umat muslim siap menyambut Hari Raya Idul Adha 2020.
Sesuai dengan sidang isbat, Kementerian Agama telah menetapkan perayaan Idul Adha 2020 jatuh pada hari Jumat 31 Juli 2020.
Hari Raya Idul Adha, umat muslim dianjurkan melaksanakan salat Idul Adha.
Terkecuali di beberapa tempat yang memang sedang terpapar bahaya pandemi yang sedang terjadi.
Namun di beberapa tempat lain yang sudah memasuki zona hijau, dipastikan akan dilakukan salat Idul Adha 2020.
Terdapat beberapa amalan sunnah yang dianjurkan untuk dilaksanakan umat muslim baik sebelum maupun sesudah salat Idul Adha.
Amalan sunnah yang dianjurkan antara lain mandi sebelum berangkat salat Idul Adha, bertakbir hingga jalan kaki ke tempat salat.
Dikutip TribunStyle.com dari berbagai sumber, berikut amalan sunnah yang dilakukan sebelum atau sesudah salat Idul Adha.
1. Mandi Sebelum Salat Idul Adha
Sebelum berangkat menunaikan salat Idul Adha, terlebih dahulu disunnahkan untuk mandi besar.
Tujuan mandi besar untuk membersihkan anggota badan dari segala kotoran dan bau.
Kesunahan mandi adalah untuk semua kaum muslimin, laki-laki maupun perempuan, baik yang akan akan berangkat melaksanakan salat Id maupun bagi perempuan yang sedang udzur syar’I sehingga tidak bisa melaksanakan salat Id.
Rasulullah biasa mandi sebelum berangkat salat ‘id. Demikian pula para sahabat.
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَغْتَسِلُ يَوْمَ الْفِطْرِ وَيَوْمَ الأَضْحَى
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam biasa mandi pada hari raya Idul Fitri dan Idul Adha.” (HR. Ibnu Majah)
2. Memakai Pakaian Terbaik
Memakai pakaian yang paling baik lagi bersih dan suci menjadi salah satu sunnah sebelum berangkat salat Idul Adha.
Rasulullah mengenakan pakaian terbaik ketika salat ‘id.
Beliau juga memerintahkan sahabat mengenakan pakaian terbaik.
Sebagaimana hadits dari Hasan As Sibhti:
أمرنا رسول الله صلى الله عليه وسلم في العيدين أن نلبس أجود ما نجد ، وأن نتطيب بأجود ما نجد
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan kami agar pada hari raya mengenakan pakaian terbagus dan wangi-wangian terbaik. (HR. Hakim)
3. Memakai Wewangian Bagi Pria
Dianjurkan menggunakan wewangian, khususnya bagi pria.
Adapun bagi kaum muslimah, sebaiknya tidak menggunakan parfum yang baunya tajam karena ada hadits yang melarangnya.
Memakai wewangian dan pakaian berlebih bagi kaum perempuan hukumnya makruf.
وَيُسْتَحَبُّ أَنْ يَلْبَسَ أَحْسَنَ مَا يَجِدُهُ مِنَ الثِّيَابِ، وَأَفْضَلُهَا الْبِيضُ، وَيَتَعَمَّمُ. فَإِنْ لَمْ يَجِدْ إِلَّا ثَوْبًا، اسْتُحِبَّ أَنْ يَغْسِلَهُ لِلْجُمُعَةِ وَالْعِيدِ، وَيَسْتَوِي فِي اسْتِحْبَابِ جَمِيعِ مَا ذَكَرْنَاهُ، الْقَاعِدُ فِي بَيْتِهِ، وَالْخَارِجُ إِلَى الصَّلَاةِ، هَذَا حُكْمُ الرِّجَالِ. وَأَمَّا النِّسَاءُ، فَيُكْرَهُ لِذَوَاتِ الْجَمَالِ وَالْهَيْئَةِ الْحُضُورُ، وَيُسْتَحَبُّ لِلْعَجَائِزِ، وَيَتَنَظَّفْنَ بِالْمَاءِ، وَلَا يَتَطَيَّبْنَ، وَلَا يَلْبَسْنَ مَا يُشْهِرُهُنَّ مِنَ الثِّيَابِ، بَلْ يَخْرُجْنَ فِي بِذْلَتِهِنَّ.
Disunnahkan memakai pakaian yang paling baik, dan yang lebih utama adalah pakaian warna putih dan juga memakai serban.
Jika hanya memiliki satu pakaian saja, maka tidaklah mengapa ia memakainya.
Ketentuan ini berlaku bagi kaum laki-laki yang hendak berangkat salat Id maupun yang tidak.
Sedangkan untuk kaum perempuan cukuplah ia memakai pakaian biasa sebagaimana pakaian sehari-hari, dan janganlah ia berlebih-lebihan dalam berpakaian serta memakai wangi-wangian.
4. Takbiran Saat Menuju Tempat salat
Disunnahkan takbiran saat berangkat menuju tempat salat.
Bahkan disunnahkan sejak 9 Dzulhijjah setelah Subuh.
Di antara lafazh takbir, boleh dua kali takbir, boleh pula tiga kali takbir.
اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَاَللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
Artinya: Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, tidak ada ilah kecuali Allah, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, segala pujian hanya untuk-Nya
اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَاَللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
Artinya: Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, tidak ada ilah kecuali Allah, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, segala pujian hanya untuk-Nya.
5. Berjalan Kaki
Dianjurkan berjalan kaki baik saat pergi maupun pulang.
Tidak naik kendaraan kecuali ada hajat, misalnya sangat jauh.
Sebagaimana hadits dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَخْرُجُ إِلَى الْعِيدِ مَاشِيًا وَيَرْجِعُ مَاشِيًا
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berangkat salat ‘id dengan berjalan kaki, begitu pula ketika pulang. (HR. Ibnu Majah)
6. Mendengarkan Khutbah
Ketika selesai salat Idul Adha, jangan bergegas pulang.
Dianjurkan untuk mendengarkan khutbah terlebih dahulu.
Mendengarkan khutbah merupakan salah satu sunnah pada saat melaksanakan salat Idul Adha.
7. Melewati Jalan yang Berbeda Ketika Pulang
Disunnahkan saat berangkat dan pulang dari salat Idul Adha untuk mengambil jalan yang berbeda.
Anjuran ini berdasarkan pada kebiasaan yang dilakukan oleh Rasulullah Muhamad SAW.
Sebagaimana hadits dari Jabir radhiyallahu ‘anhu:
كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – إِذَا كَانَ يَوْمُ عِيدٍ خَالَفَ الطَّرِيقَ
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika salat ‘id, beliau lewat jalan yang berbeda saat berangkat dan pulang. (HR. Bukhari)
8. Wanita Haid Tetap ke Lapangan
Disunnahkan pula untuk wanita yang sedang haid tetap berangkat ke lapangan tempat salat Idul Adha diselenggarakan.
Dari Ummu ‘Athiyah radliallahu ‘anha mengatakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kami untuk mengajak keluar gadis yang baru balig, gadis-gadis pingitan, dan orang-orang haid untuk menghadiri salat Idul Fitri dan Idul Adha…. Saya bertanya: Ya Rasulullah, ada yang tidak memiliki jilbab? Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Hendaknya saudarinya meminjamkan jilbabnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
9. Makan Setelah Salat Idul Adha
Pada hari Raya Idul Adha disunnahkan untuk makan setelah selesai melaksanakan salat Idul Adha.
Hal ini berbeda dengan saat melaksanakan salat Idul Fitri.
Pada saat akan menunaikan salat Idul Fitri disunnahkan untuk makan kurma berjumlah ganjil.
عن بريدة رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لا يخرج يوم الفطر حتى يطعم ويوم النحر لا يأكل حتي يرجع
Diriwayatkan dari Sahabat Buraidah RA, bahwa Nabi SAW tidak keluar pada hari raya Idul Fitri sampai beliau makan, dan pada hari raya Idul Adha sehingga beliau kembali kerumah.
10. Menyegerakan Salat Idul Adha
Sunnah salat idul adha lainnya yakni menyegerakan dimulainya salat.
Hal ini dimaksudkan agar lebih banyak tersedia waktu untuk menyembelih hewan qurban.
Simak niat, bacaan, dan rukun salat Idul Adha di bawah ini dikutip dari zakat.or.id melalui Tribunnews,
Berikut ini bacaan niat dan tata cara salat Idul Adha
1. Niat
Niat menjadi rukun yang harus dilakukan.
Niat merupakan itikad tanpa ragu untuk melaksanakan sebuah perbuatan.
Meskipun niat menjadi urusan dalam hati, melafalkannya akan membantu seseorang untuk menegaskan niat tersebut.
اُصَلِّى سُنُّةً عِيْدِ الْاَضْحَى رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ مَأْمُوْمًا للهِ تَعَالَى
Bacaan Latin: Usholli sunnatan ‘iidil adhaa rok’ataini mustaqbilal qiblati ma’muuman lillaahi ta’aalaa
Artinya: “Saya niat salat sunnah idul adha dua raka’at menghadap kiblat sebagai ma’mum karena Allah Ta’ala”
2. Takbiratul Ihram
Setelah takbiratul ihram yakni membaca doa iftitah, dilanjutkan dengan membaca takbir sebanyak tujuh kali di rakaat pertama.
Di antara takbir tersebut, terdapat bacaan khusus.
اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا
Bacaan Latin: Allahu Akbar Kabiro, Walhamdulillahi Katsiro.. Wasubhanallohi Bukrotaw Wa'ashila...
Artinya: “Allah Maha Besar dengan segala kebesaran, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, Maha Suci Allah, baik waktu pagi dan petang.”
Bisa juga membaca:
سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ
Bacaan Latin: SUBHANALLAH WAL HAMDULILLAH WA LAA ILAHA ILLALLAH WALLAHU AKBAR
Artinya: “Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada tuhan selain Allah, Allah maha besar".
3. Salat Seperti Biasa
Setelah itu, umast Islam yang melaksanakan salat Idul Adha melakukan salat seperti biasa.
Diawali dengan membaca surat Al-Fatihah dan lanjutkan dnegan surat lainnya.
Disunnahkan untuk membaca surat Qof, Al- Qomar, Al- A'la, atau surat Al-Gosiyah.
Kemudian dilanjutkan dengan ruku', sujud, duduk di anatar dua sujud dan seterusnya.
4. Takbir 5 Kali di Rakaat Kedua
Pada rakaat kedua, umat Islam wajib membaca takbir sebanyak lima kali.
Bacaan khusus sama seperti pada rakaat pertama.
Pada rakaat kedua, umat Islam dianjurkan untuk membaca surat Al-Ghasyiyah.
Salat kemudian dilanjutkan seperti baisa dan diakhir dengan mengucap salam.
5. Membaca Takbir di Awal Khutbah
Setelah salam, disarankan untuk tidak bergegas pulang.
Umat Islam dianjurkan untuk mendengarkan khutbah terlebih dahullu hingga selesai.
Di awal khutbah pertama disunnahkan membaca takbir 9 kali secara berkesinambungan.
Sementara pada khutbah kedua, disunnahkan membaca takbir sebanyak 7 kali.
(TribunStyle/Listusista/Dhimas)
Artikel ini telah tayang di Tribun Style dengan judul SAMBUT Idul Adha 2020 Dengan 10 Amalan Sunnah Sebelum Shalat Id, dari Takbiran hingga Mandi Besar