Corona di Indonesia

Pembukaan Pariwisata Melewati Kajian yang Matang, Luhut: Kita Buka Bali Bukan Asal Dibuka

Editor: Wema Satya Dinata
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan Deklarasi Program Kepariwisataan dalam Tatanan Kehidupan Bali Era Baru dan Digitalisasi Berbasis QRIS Serta Launching Aplikasi Love Bali di Peninsula Island, Nusa Dua, Badung Bali

Hal itu dikarenakan penerimaan negara melalui pariwisata sangat tinggi, selain juga dapat menciptakan lapangan kerja.

Dalam catatan Badan Pusat Statistik (BPS), 60% wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia berwisata ke Bali.

Pariwisata Bali juga menyumbang 28,9% devisa pariwisata nasional, yakni sebesar Rp 75 triliun.

"Presiden berkali-kali mengingatkan kami para pembantunya, bahwa kami harus tangani pariwisata ini dengan benar. Nah untuk itu ada dua kunci yang menurut saya harus kita perhatikan, yaitu penanganan Covid-19 dan penanganan ekonomi," tambah Luhut.

Menurut Luhut, penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi harus berjalan beriringan karena penanganan Covid-19 yang benar tentu akan memberikan stimulus yang baik pula bagi perkembangan ekonomi Indonesia.

Mantan Menko Polhukam itu menuturkan pemerintah telah mengambil langkah-langkah yang sangat komprehensif dalam penanganan Covid-19 ini.

"Jadi saya ingin menginformasikan sekarang hampir semua sektor itu tertangani dengan baik, program-program bantuan, program-program stimulus itu dilakukan dengan baik," ujar dia.

Luhut mengatakan pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini memang menjadi tantangan besar bagi sektor pariwisata, tak terkecuali Bali.

BPS menyebutkan bahwa kunjungan wisatawan mancanegara pada Mei 2020 turun hingga 86,9% dibanding tahun sebelumnya.

Bank Indonesia juga mencatat bahwa realisasi devisa pariwisata pada Mei 2020 mengalami kontraksi hingga -97,3% (year on year).(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Luhut: Kita Membuka Bali Bukan Asal Buka!".

Berita Terkini