"Mereka seperti keroyokan, ada tiga pelakunya. Satu memegangi tangan kanan saya, satunya lagi tangan kiri saya.
Dan satu pelaku lagi langsung menurunkan celana saya," ujar RA saat ditemui di kediamannya, Sabtu (1/7/2020).
Tak cukup sampai di situ, setelah melakukan aksi bejatnya, ketiga pelaku juga langsung merampas telepon genggam milik korban.
RA yang masih begitu muda, hanya bisa menangis sejadi-jadinya saat kejadian itu.
"Saya ditinggalkan begitu saja. Saya sempat teriak supaya handphone jangan dibawa kabur, soalnya itu punya ibu saya dan adik juga sekarang sekolah online pakai (handphone) itu."
Namun, usahanya tersebut gagal, bahkan ia sempat diancam oleh ketiga pelaku.
"Tapi mereka malah bentak saya dan bilang kalau kamu mau handphone ini, panggil orang tua kamu kesini," cerita RA dengan wajah yang terlihat begitu lesu.
Saat kabur ketiga pelaku langsung lari dan berpencar.
Dua orang berlari ke arah gedung SMPN 1 dan satu pelaku lagi langsung melambaikan tangan ke arah pengemudi sepeda motor jenis Scoopy yang diduga RA sudah menunggu dari kejauhan.
"Motor itu nunggu di seberang jalan dan langsung dipanggil sama banci yang satunya," ujar dia.
RA mengaku masih mengingat benar wajar dari ketiga pelaku.
Sebab menurutnya, ketiga pelaku sering lewat atau mangkal di sekitaran rumahnya yang dikatakan RA cukup banyak waria saat malam hari.
"Mereka benar-benar berdandan seperti perempuan, pakai baju seperti gaun sampai batas dengkul seperti perempuan. Pakai rambut palsu juga," ujarnya.
RA mengaku begitu sedih bila mengingat peristiwa mengerikan yang sudah dialaminya.
Bahkan bocah tersebut kehilangan nafsu makan dan sulit tidur sebab terus teringat peristiwa yang sudah dialaminya.