TRIBUN-BALI.COM - Jumlah pasien Covid-19 yang telah dinyatakan sembuh di Bali terus merangkak naik.
Bahkan, menurut data Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Bali, persentase pasien sembuh sudah mencapai 86,66 persen.
Per Senin (10/8/2020), pasien sembuh bertambah sebanyak 39 orang.
Sehingga, secara kumulatif pasien Covid-19 yang telah sembuh di Bali berjumlah 3.308 orang.
Selain itu, Tim Gugus Tugas Provinsi Bali juga kembali melaporkan nihil kasus meninggal terkait Covid-19.
Jumlah kasus meninggal terkait Covid-19 di Bali masih tetap 49 kasus atau 1,28 persen.
Meskipun demikian, kasus terkonfirmasi positif Covid-19 bertambah sebanyak 38 kasus yang penularannya melalui transmisi lokal.
Dengan demikian, Jumlah kumulatif pasien positif Covid-19 di Bali sudah tembus 3.817 kasus.
Angka positif Covid-19 di Bali sebagian besar masih didominasi oleh kasus yang penularannya melalui transmisi lokal, secara kumulatif sebanyak 3.424 orang.
Adapun sebanyak 460 orang yang terdiri dari 459 WNI dan 1 WNA kini masih berstatus sebagai pasien positif dalam perawatan (kasus aktif).
Mereka dirawat di 17 rumah sakit, dan dikarantina di Bapelkesmas, UPT Nyitdah, Wisma Bima, Hotel Ibis, Hotel Grand Mega dan BPK Pering.
Dilihat dari peta sebaran kasus, Kota Denpasar masih menjadi wilayah dengan jumlah kumulatif kasus positif Covid-19 tertinggi di Bali.
Per Senin (10/8/2020), Denpasar sudah mencatatkan sebanyak 1.420 kasus positif Covid-19.
Kemudian disusul Kabupaten Badung (537 kasus), Bangli (388 kasus), Gianyar (350 kasus), Klungkung (343 kasus), Karangasem (279 kasus), Buleleng (221 kasus), Tabanan (156 kasus), dan Jembrana (69 kasus).
Diberitakan sebelumnya, Kota Denpasar sebagai wilayah dengan jumlah kasus terbanyak mencatat ada penambahan pasien sembuh sebanyak 15 orang per Senin (10/8/2020).
Selain itu, di hari yang sama juga terjadi penambahan kasus positif sebanyak 11 orang yang tersebar di 8 wilayah desa/kelurahan.
"Hari ini ada penambahan pasien sembuh sebanyak 15 orang, dan kasus positif bertambah sebanyak 11 orang, sebanyak 8 desa/kelurahan mencatatkan adanya penambahan kasus baru, sementara 35 desa/kelurahan lainya nihil penambahan kasus baru," kata Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Denpasar, I Dewa Gede Rai, Senin (10/8/2020).
Secara rinci Dewa Rai menjelaskan bahwa ke delapan desa/kelurahan yang melaporkan adanya penambahan kasus positif Covid-19 yakni Desa Pemogan yang mencatatkan 3 kasus baru, disusul Kelurahan Pemecutan yang mencatatkan penambahan kasus positif baru sebanyak 2 orang, sedangkan 6 desa/kelurahan lainya mencatatkan penambahan kasus positif masing-masing 1 orang.
Sementara itu sebanyak 35 desa/kelurahan mencatatkan nihil penambahan kasus positif baru.
Lebih lanjut Dewa Rai menjelaskan bahwa angka kesembuhan pasien dan penambahan kasus positif Covid-19 masih fluktuatif di Kota Denpasar.
Artinya, ditengah banyaknya pasien yang sembuh, juga masih ditemukan kasus positif Covid-19.
Karenanya diperlukan kewaspadaan dan kedisiplinan dalam menerapkan protokol kesehatan.
Dewa Rai menambahkan bahwa walaupun saat ini kita sudah memasuki adaptasi kebiasaan baru, namun kasus positif baru di internal keluarga dan pasien positif dengan riwayat perjalanan dalam daerah masih menunjukan peningkatan.
"Masyarakat diharapkan lebih waspada dan disiplin menerapkan protokol kesehatan, termasuk dalam lingkup rumah tangga dan lingkungan sekitar rumah, mengingat dua klaster yakni klaster keluarga dan perjalanan dalam daerah masih mendominasi, hal ini mengingat arus mobilitas di Denpasar sangat tinggi," kata Dewa Rai.
Sekolah di Jembrana Siap Gelar Pembelajaran Tatap Muka
Sebagaimana diketahui, Jembrana merupakan wilayah dengan jumlah kasus Covid-19 paling sedikit di Bali.
Jembrana menjadi salah satu kabupaten yang masuk sebagai zona kuning Covid-19.
Terkait dengan kemungkinan pembelajaran tatap muka, saat ini pihak sekolah masih menunggu keputusan dari Dinas Pendidikan Provinsi Bali dan Kabupaten Jembrana.
Kepala SDN 3 Pendem Kelurahan Jembrana, Ni Luh Putu Yusani menyatakan, bahwa pihak sekolah hingga Senin kemarin belum menerima keputusan dari Dinas Pendidikan.
Padahal, sekolah memang sudah siap ketika memang sistem itu akan dilaksanakan.
"Astungkara sesuai daftar periksa sudah kami siapkan untuk nantinya akan dilaksanakan tatap muka. Untuk tatap muka belum memang, karena kami masih menunggu instruksi dinas dan pernyataan dari orang tua," kata dia, Senin (10/8/2020).
Yusani mengaku, sekolahnya sudah menyiapkan sarana maupun prasarana terkait penerapan protokol kesehatan.
Termasuk tempat cuci tangan, handsanitezer, jarak bangku satu sampai satu setengah meter, dan kesiapan lainnya.
"Sudah disiapkan semuanya untuk menjalankan sistem itu," jelasnya.
Selain SDN 3 Pendem, SMAN 2 Negara pun siap melaksanakan pembelajaran tatap muka.
Hal ini disampaikan, Kepala SMAN 2 Negara, Wayan Sudiarta.
Ia mengaku, bahwa pihak sekolah telah menyiapkan segala peralatan untuk menunjang protokol kesehatan. Seperti alat cuci tangan pengaturan tempat duduk dan kebutuhan lainnya.
Meskipun Jembrana sudah masuk zona kuning, pihaknya belum melaksanakan pembelajaran tatap muka karena masih menunggu instrukasi dari dinas.
"Dan kalaupun itu dilaksanakan kami sudah sangat siap dengan segala prasarana yang memadai sesuai dengan protokol kesehatan baik sanitasi lingkungan maupun sarana dan prasarana lain kami sangat siap," jelasnya.
Terpisah, Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Kabupaten Jembrana, I Nyoman Wenten menyatakan, hingga saat ini belum memberlakukan sistem tersebut.
Hal ini dikarenakan, Dinas Pendidikan Jembrana masih melakukan verifikasi pemenuhan daftar periksa protokol kesehatan selama tiga hari ke depan.
Hal itu dilakukan, sebagai upaya mengetahui sejauh mana Jembrana ketika sudah menerapkan sistem tatap muka.
"Untuk monitoring hari pertama karena prosesnya masih berlangsung kami mempersilahkan dulu pengawas sekolah, untuk bekerja. Nantinya memperoleh skor terhadap kesiapan dari sekolah untuk menjalankan protokol kesehatan. Bagi yang sudah siap dan sangat siap kami akan mintakan izin ke bapak bupati untuk melaksanakan tatap muka secara terbatas," kata Wenten. (*)