TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA -- Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) resmi mengusung menantu Presiden Joko Widodo (Jokowi), Bobby Nasution, pada Pemilihan Walikota Medan.
Hal ini diumumkan pada Selasa (11/8) siang, bersamaan 75 pasangan calon yang diusung partai berlambang banteng moncong putih pada Pilkada Serentak 2020.
Bobby Nasution akan berpasangan dengan politikus Partai Gerindra Aulia Rahman sebagai bakal calon Walikota dan Wakil Walikota Medan, Sumatera Utara.
"Kota Medan, Muhammad Bobby Afif Nasution dengan Aulia Rahman. Selamat bergabung di PDI Perjuangan Mas Bobby," ujar Ketua DPP PDIP bidang Politik, Puan Maharani, melalui siaran langsung virtual.
Selain Bobby, ada nama keponakan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, yakni Rahayu Saraswati Djojohadikusumo sebagai calon Wakil Walikota Tangerang Selatan.
Saraswati atau Sara berpasangan dengan Sekretaris Daerah Kota Tangsel Muhammad, yang diplot sebagai calon Walikota Tangerang Selatan.
"Kota Tengarang Selatan, calon kepala daerah Muhammad. Nama wakil kepala daerah Rahayu Saraswati Djojohadikusumo," imbuh Puan.
• Jelang DPP PDIP Umumkan Rekomendasi untuk Bali, Adi Wiryatama Dikabarkan Lobi Megawati ke Jakarta
• Boping Curigai Ada “Tangan tak Terlihat”, Rekomendasi PDIP Enam Pilkada di Bali Jadi Ruwet
• Kisah Anggota DPRD Laporkan Anak Kandungnya ke Polisi, Ginna: Saya Kaget, Tak Menyangka Bapak Tega
Bobby Nasution menyampaikan terima kasih kepada Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri atas kepercayaan yang diberikan kepadanya dan Aulia Rahman, untuk berpasangan di Pilwalkot Medan.
"Kami akan menjalankan amanah ini dengan penuh tanggung jawab, sekuat hati dan segenap jiwa," ujar Bobby, suami dari anak kedua Presiden Jokowi, Kahiyang Ayu, yang baru saja dikaruania anak kedua.
Dinasti Politik
Pengamat politik dari Universitas Al Azhar, Ujang Komarudin, berpendapat Jokowi tengah berupaya membangun dinasti politik.
Terlihat dari langkah pencalonan putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka, yang maju dalam pemilihan Walikota Solo dan juga Bobby di pemilihan Walikota Medan.
"Bisa dikatakan Jokowi sedang membangun dinasti politik. Mungkin mumpung sedang jadi Presiden, sedang punya kekuasaan, akhirnya dorong anaknya jadi walikota," kata Ujang.
Ujang menilai pencalonan keluarga Presiden di Pilkada akan berpotensi menimbulkan konflik kepentingan dan penyalahgunaan wewenang.
Lantaran Presiden memiliki semua sumber daya untuk bisa memenangkan keluarganya mulai dari kekuasaan, jaringan, birokrasi, hukum, finansial, dan lain-lain.
"Kemungkinan itu (penyalahgunaan wewenang) bisa terjadi. Penyalahgunaan wewenang itu akan ada. Cuma memang biasanya, akan disiasati," imbuh Ujang.
Ujang menambahkan, Indonesia saat ini memang sedang diwarnai fenomena oligarki dan dinasti politik yang menguat.
Tak hanya di level nasional, dinasti politik ini juga terjadi pada politik di tingkat daerah.
"Dan ini akan berbahaya bagi proses demokratisasi. Demokrasi bisa dibajak oleh kekuatan oligarki dan dinasti politik," kata Ujang.
• BREAKING NEWS: Paslon di Pilkada Bali & Surabaya Masuk Gelombang IV, Ini Keputusan PDIP
• Selasa Ini, PDIP Umumkan Rekomendasi Tahap Ketiga
• Jelang Pilkada, Megawati Minta Calon Kepala Daerah PDIP Rajin Minum Jamu
Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto, menyampaikan sosok Bobby Nasution bukanlah seorang calon Walikota Medan yang tidak berpengalaman.
Bahkan Bobby rajin bergerak ke rakyat sekaligus belajar praktik-praktik terbaik pemerintahan.
Hasto mengatakan pihaknya melihat gerak-gerik Bobby yang diam-diam mempersiapkan diri untuk maju di Pilwakot Medan.
"Mas Bobby pernah belajar khusus ke Banyuwangi menemui Bupati Abdullah Azwar Anas yang diketahui mewujudkan best practices pemerintahan daerah. Bobby aktif mengikuti diksusi yang disampaikan oleh kepala daerah dari PDI Perjuangan, sehingga proses secara pribadi juga dilakukan," kata Hasto.
Sementara untuk pendamping Bobby, yaitu Aulia Rachman, Hasto mengatakan yang bersangkutan merupakan sosok muda dan punya segudang pengalaman sebagai anggota DPRD Medan.
Hasto memandang kader Gerindra itu sangat memahami bagaimana kehendak dan aspirasi masyarakat Kota Medan.
"Bung Aulia Rahman ini diusung oleh Partai Gerindra. Sehingga PDI Perjuangan kami tegaskan dari awal, kami punya komitmen untuk membangun semangat persaudaraan, dengan membangun di antara partai politik," tegas Hasto.
Sementara Megawati menyatakan Pilkada Serentak 2020 adalah bagian dari visi menuju pemilu legislatif dan pemilu Presiden 2024.
Megawati menyinggung juga soal regenerasi di tahun 2024 di mana kaum milenial disebut-sebut akan mengemuka, walau hal itu dipertanyakannya.
"Dengan diumumkannya calon Pilkada 2020, ini sebenarnya adalah sebuah pemikiran ke depan, yang saya bilang visioner untuk supaya kita sudah siap, untuk nanti maju ke 2024," kata Megawati. (tribun network/denis)