TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- Mantan Kepala BPN Kota Denpasar, Tri Nugraha (53) meninggal dunia setelah melakukan bunuh diri di toilet lantai II Kejaksaan Tinggi (Kejati) Bali, Senin (31/8) sekitar pukul 19.40 Wita.
Tri diduga melakukan bunuh diri dengan senjata api (senpi) diduga miliknya sesaat akan dibawa turun untuk dilakukan penahanan.
Tri dibopong beberapa jaksa menuruni tangga lantai II Kejaksaan Tinggi (Kejati) Bali sekira pukul 19.45 Wita.
Kondisi Tri tampak tidak bergerak dengan baju putih berlumuran darah.
Tri dalam kondisi berlumuran darah langsung dimasukkan ke mobil tahanan kejaksaan dan selanjutnya dilarikan ke rumah sakit.
Wakil Kepala Kejaksaan Tinggi (Wakajati) Bali, Asep Maryono mengungkapkan, Tri Nugraha dipanggil untuk dilakukan pemeriksaan sebagai tersangka dalam perkara dugaan gratifikasi dan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU).
Tri Nugraha tiba di Kejati Bali sekira pukul 10.00 Wita.
Sesuai prosedur, barang bawaan yang dibawa Tri Nugraha harus disimpan ke loker Kejati Bali.
"Jadi semua barang Tri Nugraha disimpan di loker. Kunci loker dibawa yang bersangkutan termasuk barangnya penasihat hukum yang mendampinginya," jelas Asep.
Selanjutnya dilakukan pemeriksaan terhadap Tri.
Namun sekitar siang hari, Tri mengatakan akan solat dan makan di luar.
Namun, yang bersangkutan tak kunjung kembali.
"Solatnya dimana kami tidak tahu, karena waktu itu statusnya belum ditahan. Lalu kami cek musola tidak ada. Kami tunggu sampai sore hari tidak datang, kami hubungi tidak bisa. Kami akhirnya melakukan pelacakan dan terlacak ada di rumahnya di Gunung Talang," tutur Asep.
Kemudian tim penyidik pun bersama Asintel dan Adpiddus Kejati Bali mendatangi Tri di rumahnya di Jalan Gunung Talang.
Akhirnya Tri bisa dibawa ke kantor.
"Waktu itu Tri masih memegang kunci loker. Saat dia tiba di Kejati kembali dilakukan pemeriksaan. Setelah itu diperiksa, dan saat akan dilakukan penahanan, kami tidak tahu kalau barangnya Tri sudah dikeluarkan dari loker," terang Asep.
"Berdasarkan informasi yang kami terima, Tri minta ke penasihat hukumnya untuk mengambil barang. Ini kami tidak tahu sama sekali. Kami pikir barangnya dia masih di loker, karena posisinya dia kan belum dibawa turun. Kemungkinan akan mengambil pada saat akan dibawa untuk ditahan," sambungnya.
Asep menegaskan, tidak mengetahui sama sekali isi tas yang dibawa Tri.
"Isi tasnya kami tidak tahu. Pada saat pemeriksaan dia tidak membawa barang-barang. Dan memang tidak boleh membawa apa-apa saat diperiksa. Kami tidak punya kewenangan mengecek barang bawaan, karena harus diwajibkan masuk ke loker. Kami tidak tahu, apakah penasihat hukumnya tahu isi barang-barang yang dibawa Tri Nugraha," ungkap Asep.
Kemudian saat akan dibawa turun, Tri meminta izin ke toilet dan akhirnya bunuh diri.
"Tadi kami sudah dapat konfirmasi dari pihak rumah sakit, yang bersangkutan meninggal. Saat dia ke kamar mandi terdengar sekali letusan. Di luar sudah ada jaksa dan dua petugas kepolisian yang berjaga," terang Asep.
"Tri bunuh diri menembak diri, katanya dengan pistol. Dia menembak diri posisinya ada di dalam toilet. Satu kali tembakan. Kami belum tahu diduga senjata api. Kejadian sekitar jam 7 malam lebih. Dia diduga menembakan ke dada kiri. Setelah terdengar letusan langsung kami buka pintu toilet. Posisi pintu toilet memang tidak terkunci," lanjutnya.
Sejatinya Tri akan ditahan hari ini terkait kasus yang menyeretnya.
"Dia rencananya kami tahan hari ini, karena untuk kepentingan penyidikan. Apalagi tadi siang dia tiba-tiba sempat pergi tanpa kami ketahui dan proses pemeriksaan belum selesai," kata Asep.
Diungkapkan Asep, beberapa bulan sebelumnya Tri sempat tiba-tiba pergi saat proses pemeriksaan akan berjalan.
"Ini juga pernah terjadi, dia datang dan kemudian tiba-tiba pergi. Kami cek dia sudah ada di Jakarta. Makanya kami mengindikasikan takutnya dia melarikan diri," ungkap Asep.
Pasca meninggalnya Tri, Asep mengatakan, terkait perkara yang menjeranya kemungkinan akan ditutup.
"Kasus harus tutup karena tersangka diinformasikan meninggal. Hanya menyangkut barang bukti, tentunya ada aturan nanti akan kami tindak lanjutnya," jawab Asep.(*)