TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Minat petani di Kabupaten Buleleng, Bali untuk mengikuti program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) minim.
Tercatat jumlah petani yang mengikuti program asuransi pada tahun ini baru berjumlah 62 orang.
Padahal asuransi ini bisa membantu para petani dikala tanaman padinya mati, baik akibat bencana alam, maupun terserang hama.
Kepala Dinas Pertanian Buleleng, I Made Sumiarta dikonfirmasi Kamis (24/9/2020) mengatakan, petani yang sudah mengikuti program asuransi ini berasal dari kelompok Subak Lanyahan dan Subak Babakan yang ada di Desa Tamblang, Kecamatan Kubutambahan sebanyak 55 orang, dengan luas lahan mencapai 20.29 hektar.
• Warga Negara Ini yang Paling Banyak Dideportasi dari Bali Selama 2020
• Disindir Najwa Shihab Soal Menteri Segala Urusan, Menko Luhut Beri Akhirnya Bicara
• Login www.prakerja.go.id Pendaftaran Prakerja Gelombang 10, Kesempatan Terakhir Kuota Hanya 200 Ribu
Serta kelompok tani dari Subak Bangah, Desa Panji, Kecamatan Sukasada sebanyak tujuh orang, dengan luas lahan 4.55 hektar.
Klaim asuransi sebut Sumiarta, sudah sempat diberikan kepada dua subak yang ada di Desa Tamblang karena mengalami gagal panen.
Dimana, jumlah klaim yang diberikan sebesar Rp. 5.3 juta, karena luas lahan yang mengalami gagal panen hanya sekitar 8 are.
Sumiarta pun tidak menampik, minat petani untuk mengikuti asuransi ini masih sangat minim, karena kurangnya kesadaran dari petani itu sendiri.
Padahal untuk pembayaran premi, pemerintah telah memberikan subsidi dari yang awalnya Rp. 140 ribu, kini menjadi Rp. 36 ribu per hektar per musim tanam.
Dengan mengikuti asuransi ini, petani sejatinya bisa mendapatkan klaim sebesar Rp. 6 juta per hektar, apabila sawahnya mengalami gagal panen mencapai 75 persen, baik karena kekeringan atau terserang hama.
"Sampai saat ini masih banyak petani yang belum mau ikut asuransi. Padahal berkaca dari kondisi gagal panen yang dialami di saat musim kemarau, asuransi ini bisa sangat membantu. Preminya juga sudah sangat murah, karena sudah disubsidi oleh pemerintah. Tapi tetap saja peminatnya masih sangat minim," terang Sumiarta.
Kedepan, Sumiarta mengaku akan mencoba melakukan testimoni kepada para petani yang sudah mengikuti program asuransi tersebut.
Sehingga dengan adanya testimoni ini, diharapkan mampu menarik minat para petani untuk ikut asuransi.
"Tahun depan akan kami coba buatkan testimoni. Petani yang ikut asuransi bisa menyampaikan manfaat yang didapatkan, sehingga bisa menjadi acuan bagi petani yang lain untuk ikut program asuransi," terangnya. (*).