Oleh sebab itu, kata dia, kondisi yang tengah dialami pengusaha mal dan peritel sangat berat.
Pihaknya mengharapkan pemerintah bisa menaruh perhatian dengan memberikan bantuan yang bisa langsung dirasakan sektor ini.
"Sekarang peritel dalam keadaan defisit, babak belur. Jadi bantuan pemerintah harus yang efektif langsung pada peritel karena tidak ada waktu lagi, kita berlomba dengan waktu antara resesi dan daya tahan peritel," pungkasnya.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Terpukul Pandemi, Pengusaha Mal Rugi Rp 200 Triliun",