Pulau Tristan Tak Terjamah Virus Corona, Bisa Dengar Suara Rumput, tapi Burung Tak Berkicau

Editor: Bambang Wiyono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Satu-satunya bar di Pulau Tristan da Cunha

TRIBUN-BALI.COM - "Saya tidak akan tinggal di tempat lain," kata Harold Green kepada BBC beberapa tahun lalu.

Pulau Tristan da Cunha, atau disebut TDC bagi penduduk setempat, bukanlah tempat bagi para penakut.

Butuh keberanian yang luar biasa untuk ke dan tinggal di sana.

Jika Anda ingin melihat sendiri pulau berpenghuni yang paling terpencil di dunia, berikut caranya:

*Terbang ke Cape Town, ibu kota Afrika Selatan

*Lalu menumpang perahu layar untuk menyeberangi Samudera Atlantik Selatan

*Terus berlayar selama 18 hari mengarungi gelombang laut yang paling ganas di planet Bumi, berharap untuk dapat beristirahat dalam kabut, dan melihat sekilas pulau-pulau utama yang mengesankan

*Saat mendekat ke pulau, berdoalah agar angin reda dalam waktu yang cukup lama sehingga bisa berlabuh dan turun dari kapal.

*Kemudian, segera tarik perahu keluar dari air sebelum ombak menghantam kapal ke bebatuan, atau lambaikan tangan - mungkin orang lain akan melihat dan menjemput Anda

*Akhirnya Anda tiba dan sambutlah Edinburgh of the Seven Seas, ibu kota Tristan da Cunha (dan satu-satunya pemukiman) di sana

*Selain itu, memang ada cara lain yaitu menggunakan perahu "cepat": hanya enam hari perjalanan dengan Kapal SA Agulhas - tapi masalahnya adalah kapal itu hanya sekali setahun mengarungi perjalanan sejauh 2.810 kilometer, ditambah lagi ruangan dalam kapal sangat terbatas.

*Atau, Anda bisa menumpang ke salah satu dari sedikit kapal penangkap ikan yang datang dan pergi.

*Tidak ada akses pesawat terbang ke sana.

Begitulah sulitnya menuju atau meninggalkan Tristan de Cunha.

"Rekan Seumur Hidup"

Halaman
1234

Berita Terkini