Penanganan Covid

DPRD Bali Minta Rapid dan Swab Test Tanpa Bayar

Penulis: I Wayan Sui Suadnyana
Editor: Ady Sucipto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Fraksi Golkar DPRD Bali, I Wayan Rawan Atmaja membacakan pandangan umum fraksi-fraksi DPRD Bali mengenai Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) tentang Perubahan Kedua atas Perda Nomor 10 tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah dalam rapat paripurna DPRD Bali, Senin (19/10/2020)

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bali meminta Gubernur Bali, Wayan Koster untuk memberikan pelayanan rapid dan swab tes gratis untuk masyarakat.

Pelayanan rapid dan swab test dinilai penting dilakukan mengingat perekonomian masyarakat Bali dewasa ini sangat memprihatinkan.

"Kami mohon Saudara Gubernur dapat mengalokasikan anggaran guna memberikan pelayanan gratis terhadap masyarakat yang melakukan rapid test dan swab test," kata Ketua Fraksi Golkar DPRD Bali, I Wayan Rawan Atmaja.

Hal itu Rawan katakan saat membacakan pandangan umum fraksi-fraksi DPRD Bali mengenai Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) tentang Perubahan Kedua atas Perda Nomor 10 tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah dalam rapat paripurna DPRD Bali, Senin (19/10/2020).

Sementara itu, Wakil Ketua DPRD mengatakan, pihaknya telah mengusulkan adanya rapid dan swab test gratis dalam rapat Kebijakan Umum Anggaran - Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Provinsi Bali.

"Kami mengusulkan agar (biaya) swab dan rapid test dibebaskan pada hal-hal tertentu. Tidak bebas semua hak terhadap orang luar daerah. Kita masih (cek) apakah hal itu memungkinkan," jelasnya saat ditemui seusai rapat di Gedung DPRD Bali.

Jika hak tersebut memungkinkan secara aturan, maka pihaknya akan mendorong Pemprov Bali agar rapid dan swab tes digratiskan.

Di sisi lain, Rawan juga mendorong Koster agar menambah layanan rumah sakit sebagai rujukan bagi krama Bali yang terpapar positif Covid 19, namun tidak mampu melaksanakan isolasi mandiri sehingga yang bersangkutan cepat dapat ditangani.

Apalagi di Bali jumlah pasien Covid-19 terus meningkat.

Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Bali menyampaikan perkembangan penanganan Covid-19 di Bali, Senin. Jumlah kumulatif pasien positif 10.880 bertambah 109 orang.

Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Bali mencatat angka kesembuhan pasien Covid-19 terus naik.

Hari ini total pasien yang sembuh 9.683 orang yang artinya bertambah 100 orang.

Hari ini Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Bali mencatat kasus meninggal bertambah 3 orang.

Diketahui dari Badung 2 orang, Denpasar 1 orang. Data mencatat total meninggal 349 pasien Covid-19.

Pasien dalam perawatan berkurang 6 orang saat ini masih sebanyak 848 orang dirawat.

Sebanyak 349 kasus meninggal di antaranya berasal dari Jembrana 10 orang, Tabanan 32 orang, Badung 39 orang, Denpasar 69 orang, Gianyar 56 orang, Bangli 28 orang, Klungkung 14 orang, Karangasem 47 orang, Buleleng 49 orang, dan WNA 2 orang.

Dana Desa Adat

DPRD Bali juga mengapresiasi Gubernur Bali, Wayan Koster yang telah memberikan dana tambahan kepada Satgas Gotong Royong desa adat di Bali.

Dana tambahan yang disalurkan melalui Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (ABPD) Perubahan Semesta Berencana 2020 itu diberikan guna mengatasi pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19).

"Kami mengapresiasi setinggi-tingginya kepada Saudara Gubernur yang telah memberikan bantuan dana Rp 50 juta pada Anggaran Perubahan APBD Tahun 2020 kepada Satuan Tugas Gotong Royong Desa Adat," kata Rawan.

Menurut Rawan, dengan adanya bantuan dana tersebut sangat membantu kegiatan Satgas Gotong Royong desa adat di Bali sebagai biaya sekala dan niskala dalam menangani pandemi Covid 19.

Sebelumnya, Koster kembali memberi suntikan dana operasional kepada 1.493 desa adat se-Bali dengan total anggaran sebesar Rp 74,65 miliar.

Dengan anggaran tersebut, masing-masing desa adat akan memperoleh dana sebesar Rp 50 juta.

Dana itu digunakan untuk kembali mengaktifkan Satgas Gotong Royong dan diharapkan dapat menekan angka kasus positif Covid-19 di Bali.

Koster mengatakan, dana ini merupakan realisasi APBD-Perubahan Semesta Berencana Provinsi Bali Tahun 2020.

“Karena dana desa adat sebesar Rp 300 juta yang diberikan di awal tahun itu sebagian sudah dipakai untuk penanganan Covid-19, baik pencegahan maupun juga untuk pemberian bantuan berupa pangan kepada masyarakat di desa, dan ternyata masih terus berlangsung,” kata Koster saat menyerahkan dana tersebut secara simbolis kepada perwakilan Majelis Desa Adat (MDA) kabupaten/kota se-Bali di Wantilan Kertha Sabha, Denpasar, Rabu (7/10) lalu.

Menurutnya, Satgas Gotong Royong yang ada di desa adat telah menunjukkan peran yang sangat penting dalam upaya pengendalian Covid-19 di Bali.

Seiring berjalannya waktu, pandemi Covid-19 ternyata sampai saat ini ternyata belum juga berakhir.

Padahal, waktu, tenaga dan dana operasional desa adat telah terkuras yang mempengaruhi kinerja Satgas Gotong Royong.

Koster berharap dana operasional ini bisa dipergunakan dengan sebaik-baiknya oleh desa adat, khususnya untuk penanganan Covid-19 dan mengaktifkan kembali Satgas Gotong Royong di desa adat.

Selama ini desa adat bekerja dengan sangat baik dengan berkolaborasi dan bersinergi bersama relawan desa maupun kelurahan serta unsur-unsur masyarakat di desa adat maupun desa.

Meski telah melalui masa yang cukup panjang, Koster berharap Satgas Gotong Royong terus bersemangat dalam melakukan penanganan pandemi Covid-19 di Bali.

"Karena itu, kita harus support penuh dengan anggaran operasional untuk penanganan pandemi Covid-19, karena masih berlangsung sehingga sampai Desember ini bisa digunakan untuk Satgas Gotong Royong,” kata Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali ini. (sui/ana)

Tribun Network mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan. Ingat Pesan Ibu, 3M (wajib mengenakan  masker, mencuci tangan dengan sabun dan menjaga jarak).

 

Berita Terkini