Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan delapan Indikator Kinerja Utama (IKU) untuk mengukur capaian perguruan tinggi.
Indikator pertama adalah kualitas lulusan. Menurut Nadiem, penentu kualitas lulusan kelayakan pekerja.
Sehingga menurut Nadiem, penilaian ini bukan hanya berdasarkan penyerapan di dunia pekerjaan, melainkan juga pendapatan dari para lulusan.
"Kedua, berapa jumlah mahasiswa di perguruan tinggi itu yang mendapat pengalaman di luar kampus. Mengerjakan project based learning, magang, mengajar, riset, project sosial, atau berwirausaha di luar lingkungan kampus. Kita akan ukur dan itu akan menjadi bagian dari IKU," ucap Nadiem.
Indikator ketiga adalah jumlah dosen yang punya pengalaman di luar kampus dan pengalaman di dunia industri.
Indikator untuk melihat pengalaman dosen dalam mencari perspektif baru dan pengalaman baru.
Selanjutnya, indikator keempat adalah jumlah praktisi yang diundang untuk mengajar berbagai macam mata kuliah di perguruan tinggi tersebut.
"Ini yang kita maksud dengan link and match. Ini ujung-ujungnya adalah manusia. Bagaimana universitas itu membuka dengan berbagai macam jenis dosen yang datang untuk mengajar, walaupun mereka masih di industri atau di sektor-sektor lain," tutur Nadiem.
Indikator kelima adalah jumlah riset yang dilakukan dosen di dalam sebuah perguruan tinggi.
IKU mencatat manfaat nyata dari riset yang menghasilkan inovasi produk, inovasi kebijakan, riset terapan, dan hingga publikasi di tingkat internasional, serta pengakuan yang didapatkan.
Pada indikator keenam adalah jumlah program studi yang bekerjasama dengan mitra kelas dunia.
Mitra tersebut dapat berasal dari industri kelas dunia, kampus internasional, LSM kelas dunia.
Nadiem mengatakan semakin banyak prodi yang bermitra dengan berbagai sektor, maka semakin besar pula pernikahan masal yang terjadi. Serta makin banyak manfaaat untuk mahasiswa.
"Ketujuh, Ini adalah IKU yang spesial, yang melihat di dalam ruang kelas di perguruan tinggi kita. Kami akan ukur, berapa jumlah mata kuliah yang penilaiannya berbasis project based, kerjasama untuk menciptakan suatu portofolio atau proyek, menciptakan suatu hasil," ungkap Nadiem.
Indikator yang terakhir dalam IKU adalah jumlah prodi yang punya standar internasional.