"Yang kita takutkan adalah dampak selanjutnya daripada kasus ini. Saya imbau pada semua masyarakat, sesuai izin Pak Sekda dan Pak Bupati, bahwa diupayakan 3M. Jadi, kegiatan yang menyebabkan jaga jarak tidak bisa diterapkan, maka kita harus menghindarinya," tandasnya.
Diduga Terpapar Saat Upacara Pernikahan dan Kematian
Adanya klaster baru virus corona di Ubud ini diduga berasal dari dua sumber penyebaran yakni upacara pernikahan dan penguburan jenazah.
"Kasus klaster di Banjar Tebongkang Desa Singakerta Kecamatan Ubud dengan jumlah kasus sampai sore hari (Rabu 11 November 2020) sejumlah 28 orang. Dari hasil investigasi surveilans, dugaan sementara terdapat dua sumber penularan, yakni dua keluarga yang berbeda tapi masih dalam satu klan/dadia," ujar Sekda Gianyar, Made Gede Wisnu Wijaya.
Menurut Wisnu, dugaan sementara, banyaknya masyarakat yang terpapar ini dikarenakan dua kegiatan.
Yakni upacara pernikahan dan penguburan jenazah di banjar setempat.
"Adapun dua klaster tersebut adalah klaster pernikahan dan klaster penguburan jenazah," ungkapnya.
Terkait klaster pernikahan, kata dia, saat keluarga IKM melangsungkan pernikahan 28 November 2020.
Hal ini diketahui saat beberapa hari IKM dan anaknya HPM mengalami keluhan batuk dan demam.
"Tanggal 4 November keduannya melakukan tes swab dan hasilnya keluar dua hari setelahnya dengan hasil positif. Saat ini keduanya sudah dikarantina di Suly Resort," ujarnya.
Setelah hasil tersebut, pihaknya lantas melakukan test swab pada istri IKM, yakni NKP seorang tenaga kesehatan di Puskesmas Ubud 2, dan hasilnya pun positif Covid-19.
"Istri IKM juga di tes swab dan hasilnya positif. Saat ini masih isolasi di rumah," tandasnya.
Sementara, terkait klaster penguburan, Wisnu menjelaskan, pada 1 November 2020, warga setempat menggelar upacara penguburan jenazah keluarga KY.
Beberapa hari kemudian setelah penguburan, kata dia, KY dan istrinya mengalami keluhan demam dan batuk.
Setelah dilakukan test swab, hasilnya positif dan saat ini sudah menjalani perawatan di RSPTN Unud.