Diduga Tak Ikuti SOP Pendakian, Lima Pelajar Tersesat di Gunung Batukaru Tabanan

Penulis: Firizqi Irwan
Editor: Wema Satya Dinata
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Basarnas Bali saat melakukan pencarian 5 orang pelajar yang mendaki ke Gunung Batukaru, Tabanan, Bali pada Jumat (13/11/2020).

Laporan Wartawan Tribun Bali, Ahmad Firizqi Irwan

TRIBUN-BALI.COM, TABANAN - Petugas Siaga Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar, Bali (Basarnas) kembali menerima laporan warga yang tersesat di Gunung Batukaru, Tabanan, Bali.

Laporan yang diterima Basarnas Bali tersebut diketahui terjadi pada Jumat (13/11/2020) pukul 22.30 wita.

Dimana ada lima orang pelajar yang melakukan pendakian sekitar pukul 19.00 wita, namun setelah dua setengah jam lamanya, 5 orang pelajar tersebut tidak sampai di puncak ataupun kembali ke tempat mereka mulai mendaki.

Kelima pelajar tersebut diketahui bernama I Wayan Bagus Suarnatha (18), Wahyu (18), Ngurah (18), Rapta (17) dan Fredi (19).

Baca juga: Kampanyekan Pariwisata Bali, 6 Pesepeda Perempuan Tempuh Jarak 1.281 Km dari Jakarta Menuju Bali

Baca juga: Cerita Wayan Yudana Lulus Seleksi Calon Bintara Polri 2020, Murni dari Hasil Kemampuan Sendiri

Baca juga: Rencana Kick Off Piala Dunia U-20 di Stadion Dipta Gianyar Bali, Ini Penegasan Menpora RI 

Saat dikonfirmasi, Kepala Kantor Basarnas Bali Gede Darmada membenarkan hal tersebut, Sabtu (14/11/2020).

"Kami terima laporannya dari salah seorang target, perkiraan posisi pencarian yakni 800 meter dari Pura Malen," ujarnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan, penyebab tersesatnya para pelajar tersebut dikarenakan tidak mengenal jalur pendakian dan tidak membawa alat penerang.

Padahal dalam Standard Operational Procedure (SOP) pendakian, para pendaki wajib melengkapi peralatan yang diperlukan dan bekal yang cukup.

Bahkan para pendaki wajib mengetahui terlebih dahulu jalur pendakian yang hendak dilewati.

Namun, kelima pelajar tersebut tidak menerapkan SOP yang sudah ditentukan tersebut bahkan mereka terbilang nekat melakukan pendakian tanpa mengenal jalur yang dilewati.

"Saat mendaki, sepertinya mereka menganggap remeh prosedur-prosedur pendakian, tidak mengenal jalurnya dan memulai pendakian malam hari tanpa membawa perlengkapan yang memadai. Mereka hanya memanfaatkan senter dari HP," tambahnya.

Dalam keterangan Gede Darmada, ia menambahkan koordinasi awal telah dilakukan dengan Kanit Sabhara Polsek Pupuan, Pecalang Desa Pujungan serta Bendesa Pujungan.

Tim SAR gabungan, pecalang dan perangkat Desa Pujungan pun melakukan penyisiran dibeberapa lokasi yang mereka lewati.

Pada pukul 01.10 wita dengan koordinat 8°19'37.77"S - 115° 4'14.86"E akhirnya tim berhasil menemukan kelima orang pelajar tersebut dalam keadaan selamat.

Baca juga: Video Syur Mirip Gisel Disebut Roy Suryo Meski Hasil Re-Take Adalah Asli & Bukan Rekayasa,Ungkap Ini

Baca juga: Cek Rekening, Sudah Cair, Subsidi Gaji Disalurkan ke 2,7 Juta Pekerja

Baca juga: Winger Liverpool Mohamed Salah Positif Covid-19, Diduga Terpapar saat Berdansa di Pesta Pernikahan

Setengah jam berselang Tim Basarnas serta Samapta Polda Bali telah bergabung dan memberikan pengarahan kepada para pelajar tersebut sebelum diperbolehkan pulang.

Gede Darmada bahkan mengimbau, bagi kelompok yang akan melakukan pendakian di Gunung agar tetap memperhatikan kelengkapan pribadinya masing-masing.

Serta peralatan pendukung lainnya seperti senter, jas hujan, tenda darurat disamping itu para pendaki juga wajib mempersiapkan fisik terlebih saat musim penghujan.

"Bagi pemula yang belum mengenal jalur dan medan pendakian, sebaiknya membawa pemandu lokal ketika hendak melakukan pendakian. Cara ini akan lebih aman sehingga tidak menyulitkan orang lain," tutupnya, Sabtu (14/11/2020).(*)

Berita Terkini