Selain Uang dan Emas, Berikut Jenis Arisan Masa Kini yang Bisa Kamu Coba

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi arisan online

TRIBUN-BALI.COM - Budaya arisan memang erat dengan semua kalangan.

Mulai dari ibu rumah tangga, baik yang tinggal di kota dan daerah, sampai para selebriti pun aktif menyelenggarakan arisan.

Para selebriti ini selain menggelar arisan untuk berkumpul dan bersilaturahmi, tetapi juga menjadikan arisan sebagai ajang untuk adu gengsi antara sesama.

Mulai dari Nagita Slavina yang sering setoran uang Dollar, hingga geng Nia Ramadhani yang rela menggelontorkan uang arisan untuk tas masa kini.

Baca juga: Tes Kepribadian: Caramu Memegang Ponsel Ungkap Sifat Aslimu, Pendiam, Percaya Diri atau Asertif?

Baca juga: Tips Meredakan Jerawat dengan Mengatur Pola Makan, Bagaimana Caranya?

Baca juga: 4 Kesalahan Ini Bikin Lumpia Cepat Lembek, Berikut Tips Lumpia Tetap Renyah meski Sudah Dingin

Meski mewah, geng selebriti sukses mengundang rasa ketertarikan kita untuk turut gelar arisan.

Di Indonesia, tradisi arisan sudah ada puluhan tahun lamanya.

Tidak hanya kumpul-kumpul semata, menurut Sosiolog Universitas Indonesia Daisy Indira Yasmine, arisan itu bentuk dari budaya gotong-royong dengan nilai tolong-menolong.

Dulunya ada sebuah format lokal seperti arisan yang dinamakan “jimpitan”. Istilah jimpitan berasal dari bahasa Jawa yaitu ‘jimpit’ yang berarti pungutan.

Tradisi jimpitan ini adalah sebuah kegiatan memberikan iuran berupa beras sejimpit dari setiap rumah dalam tradisi masyarakat Jawa. Di era modern sekarang ini, jimpitan dikenal dengan istilah arisan.

Baca juga: Tips Bikin Tumis Kangkung Super Enak dari Chef, Tambahkan Garam Saat Panaskan Minyak

Baca juga: 5 Zodiak Ini Memegang Teguh Janjinya, Mereka Tak Mau Merusak Kepercayaan yang Telah Diberikan

Baca juga: 5 Arti Mimpi Kecelakaan Yang Harus Kamu Ketahui, Selalu Pertanda Buruk

Evolusi Arisan di Zaman Kini

Dilansir dari Harian Kompas, zaman dulu arisan merupakan wadah bertukar informasi.

“Memang yang penting adalah pertukaran informasi itu sendiri. Misalnya tentang harga barang di pasaran, mengenai kabar atau kerabat yang lain,” ujar Sosiolog Prof. Dr. Harsja W. Bachtiar.

Di beberapa daerah, arisan bahkan digunakan untuk tujuan yang lebih spesifik, seperti membangun rumah, biaya sekolah anak, biaya pernikahan anak, dan lain sebagainya.

“Ini yang menarik, arisan bisa bertahan hingga saat ini berkat fungsinya yang sangat beragam, dan tujuannya yang bisa ditentukan sendiri oleh komunitas arisan tersebut,” ujar Daisy.

Baca juga: Arti Mimpi Kencing di Celana, Jangan Anggap Sepele

Baca juga: Arti Mimpi Membeli Daging, Berbahagialah Anda Yang Mengalaminya

Dari jenisnya sendiri, berdasarkan informasi dari situs GNFI, arisan dibagi menjadi tiga.

Pertama arisan uang, yang mewajibkan masing-masing anggota membayar iuran berupa uang dalam jumlah tertentu sesuai dengan kesepakatan sebelumnya.

Kedua, arisan barang, di mana para anggotanya sepakat pada jenis barang tertentu kemudian membagi harga barang sama rata sesuai jumlah anggota hingga akhirnya seluruh anggota bisa mendapatkanya.

Biasanya barang tersebut berupa barang elektronik, perlengkapan dapur, furniture, dan lain-lain.

Ketiga, arisan emas.

Hampir mirip arisan barang, sebelum melakukan arisan anggota akan melakukan iuran dalam jumlah tertentu, dan kemudian uang tersebut akan digunakan sebagai uang muka dalam pembelian emas.

Adaptasi Dengan Teknologi

Mengikuti perkembangan zaman, arisan pun kini hadir dalam versi digital.

Sesuai namanya, digitalisasi arisan dilakukan dengan memanfaatkan teknologi seperti media sosial atau aplikasi mobile.

Arisan digital menjadi tren khususnya di saat pandemi seperti sekarang ini, tidak perlu bertemu dan bisa bertransaksi lewat uang digital.

“Arisan digital sama seperti arisan tradisional hanya mekanismenya berbentuk komunitas virtual," ujar Daisy.

Memilih Arisan Digital yang Aman

Kehadiran arisan dengan sistem daring ini menjadi pembuktian bahwa budaya arisan tetap kuat dan tak tergerus perkembangan zaman.

Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar arisan digital tidak merugikan diri sendiri dan juga orang lain. Salah satunya dengan tidak sembarang pilih kelompok arisan. 

Agar tidak merugi, Hendra Tjanaka, CEO PT RUMA (Rekan Usaha Mikro Anda) atau biasa disebut MAPAN yang memiliki jaringan arisan terbesar di Indonesia sejak 2009 juga menambahkan, arisan digital harus terdiri dari anggota yang telah saling kenal dan memiliki rasa saling percaya, serta gotong royong di antara mereka.

“Arisan yang kita ikuti, walau tanpa teknologi, fundamentalnya bukan ini aman atau tidak, tapi sesama anggota saling kenal atau tidak, dan ketua arisannya serta penyelenggaranya terpercaya,” ujar Hendra.

Hendra menekankan ada beberapa hal lain yang harus diperhatikan.

“Selain saling kenal dan percaya antara ketua arisan dan anggotanya, perhatikan juga penyelenggara arisan digitalnya. Pilihlah penyelenggara arisan digital yang berbentuk perusahaan, punya sistem keamanan yang baik, memiliki layanan nasabah yang sedia setiap saat, terpercaya, dan memiliki kredibilitas yang baik. Itulah hal-hal yang harus diperhatikan saat memilih arisan digital,” ujarnya.

Secanggih apapun arisan di masa depan, yang terpenting harus tetap menjaga silaturahmi  dan mengeratkan persaudaraan sebagai tujuan utama dari tradisi arisan. Juga selalu waspada ketika harus memilih arisan digital, pilihlah arisan yang memang aman dan terpercaya. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Dari Uang Sampai Emas, 3 Arisan Masa Kini yang Patut Kamu Coba

Berita Terkini