Terakhir, mendukung pemulihan ekonomi melalui kebijakan sistem pembayaran.
Terkait perekonomian Bali terkini, Rizki Ernadi Wimanda menyampaikan bahwa perekonomian Provinsi Bali pada 2020 diperkirakan akan menurun seiring dengan penurunan kinerja sektor pariwisata.
Menurutnya, beberapa strategi yang dilakukan oleh pemerintah Provinsi Bali untuk menahan laju penurunan, antara lain relaksasi PSBB Provinsi dan Kabupaten/Kota secara bertahap dengan memperhatikan protokol kesehatan.
Selain itu juga melakukan percepatan absorpsi belanja pemerintah (termasuk belanja PEMDA).
Kemudian adanya akselerasi kredit Bank (termasuk BPD) ke sektor riil dengan tetap memperhatikan aspek kehati-hatian.
Pembukaan sektor utama dengan disiplin ketat protokol CHSE serta digitalisasi UMKM dan mendorong Gerakan Bangga Buatan Indonesia juga dapat menahan penurunan laju perekonomian.
Menurutnya, Inflasi Provinsi Bali diperkirakan melandai dibandingkan 2019 dan disebabkan oleh rendahnya tekanan inflasi di seluruh kelompok barang.
"Beberapa faktor pendorong melandainya inflasi 2020, yaitu penurunan permintaan barang tahan lama, penurunan biaya angkutan udara, serta penurunan permintaan bahan makanan masyarakat dan industri. Namun demikian, TPID akan terus menjaga tekanan inflasi agar berada pada tingkat yang stabil dan mendukung perekonomian Provinsi Bali," ucapnya.
Rizki Ernadi Wimanda juga menyampaikan bahwa diperlukan koordinasi untuk mendorong sektor ekonomi yang produktif dan aman.
Sub sektor yang berpotensi adalah sektor yang memberikan nilai tambah pada perekonomian, namun memiliki risiko penyebaran Covid-19 seperti administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib, perikanan, jasa perantara keuangan dan peternakan.
Pengembangan terhadap sektor prioritas utama perlu mendapat dukungan program penjaminan pemerintah, terutama untuk sektor prioritas yang tidak sejalan dengan minat perbankan seperti perikanan, peternakan, dan industri makan minum. (*).