Pilpres Amerika Serikat

Joe Biden dan Sekjen PBB Bahas Kemitraan Menangani Pandemi Covid-19

Editor: DionDBPutra
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Joe Biden

TRIBUN-BALI.COM, NEW YORK - Presiden terpilih Amerika Serikat Joe Biden pada Senin (30/11/2020) berbicara dengan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres membahas perlunya "kemitraan yang diperkuat" untuk menangani pandemi Covid-19 dan perubahan iklim.

Demikian pernyataan tim transisi Joe Biden.

Pandemi Covid-19 dan perubahan iklim merupakan dua area di mana Presiden Donald Trump menghindari pendekatan multilateral.

Donald Trump menyebut perubahan iklim sebagai "tipuan" dan pada 2017 menarik Amerika Serikat keluar dari kesepakatan global untuk mengatasi perubahan iklim -- suatu keputusan yang mulai berlaku pada 4 November 2020.

Baca juga: 4 Zodiak Ini Selalu Ketahuan Saat Naksir Seseorang, Sagitarius Ekspresif, Leo Caper

Baca juga: Presiden AS Donald Trump Akhirnya Mau Meninggalkan Gedung Putih Meski Tetap Merasa Dicurangi

Baca juga: Data BPS: Jumlah Kunjungan Wisman ke Indonesia Anjlok 88,25 Persen pada Oktober 2020

Joe Biden telah berjanji untuk AS bergabung kembali dengan perjanjian tentang penanganan perubahan iklim tersebut, yang telah disepakati pada 2015.

Donald Trump juga memotong pendanaan ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan juga mengumumkan rencana Amerika Serikat untuk menarik diri dari badan global tersebut -- suatu keputusan yang akan berlaku pada Juli tahun depan.

Donald Trump menuduh WHO menjadi boneka China di tengah pandemi virus corona. Namun, Joe Biden mengatakan dia akan membatalkan keputusan Trump yang mengeluarkan AS dari WHO.

"Biden dan Guterres juga membahas upaya untuk menangani kebutuhan kemanusiaan; memajukan pembangunan berkelanjutan; menegakkan perdamaian dan keamanan dan menyelesaikan konflik; dan mempromosikan demokrasi dan hak asasi manusia," kata tim transisi Biden dalam sebuah pernyataan.

Joe Biden mengungkapkan keprihatinan yang mendalam kepada Guterres tentang meningkatnya kekerasan di Ethiopia dan risiko yang ditimbulkan kepada warga sipil.

Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed memuji pasukannya pada Senin (30/11/2020), karena mengusir gerakan utara, tetapi pemimpin pasukan Tigrayan mengatakan mereka masih melawan di tengah kekhawatiran konflik gerilya yang berlarut-larut.

Perang hampir sebulan di Ethiopia telah menewaskan ratusan dan mungkin ribuan orang, membuat warga mengungsi ke Sudan, menjerat Eritrea, dan memicu persaingan di antara berbagai kelompok etnis Ethiopia.

Antonio Guterres berbicara dengan Abiy pada Minggu (29/11/2020) untuk menyerukan penghormatan penuh terhadap hak asasi manusia dan akses bantuan kemanusiaan, kata juru bicara PBB Stephane Dujarric.

"Sekretaris Jenderal (Guterres) juga mengatakan bahwa Ethiopia membutuhkan rekonsiliasi sejati, tanpa diskriminasi ... di mana setiap komunitas harus merasa dihormati dan menjadi bagian dari Ethiopia," kata Dujarric kepada wartawan, Senin (30/11/2020).

Sumber: antaranews.com

Berita Terkini