Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Supartika
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Pedagang pernak-pernik atau hasil kerajinan di Pasar Kumbasari, Kota Denpasar, Provinsi Bali menjerit akibat dampak pandemi Covid-19.
Sejak akhir Maret 2020 omset penjualan mereka terjun bebas.
Beberapa pedagang banting harga, bahkan ada yang mengatakan menjual barangnya dengan harga modal.
“Ya bagaimanapun biar jadi uang saja, biar ada pakai bayar sewa,” kata salah seorang pedagang, Komang Kartini yang ditemui Senin (21/12/2020) siang.
Baca juga: Kisah Perjuangan Ibu-ibu Tukang Suwun, Puluhan Tahun Mengais Rezeki di Pasar Kumbasari Denpasar
Sebulan ia membayar sewa sebesar Rp 300 ribu.
Bahkan hari ini, hingga pukul 13.00 Wita ia belum dapat jualan sepeserpun.
Hal ini pun sering ia alami sehingga datang ke kiosnya berharap dapat cuan, malah pulang dengan tangan hampa.
Saat hari normal, biasanya ia mendapat jualan hingga Rp 4 juta per hari.
Baca juga: BREAKING NEWS: 205 Pedagang Pasar Kumbasari Resmi Dipindah ke Pelataran Pasar Badung
Namun kini, paling banyak dapat jualan Rp 500 ribu, dan lebih sering tak ada pembeli.
“Ada yang datang tapi kebanyakan hanya melihat-lihat saja. Setelah Covid-19 ini benar-benar anjlok,” kata Kartini.
Hal ini terjadi dikarenakan tamu yang datang sepi.
Apalagi diperparah dengan adanya kebijakan swab tes bagi penumpang pesawat yang datang ke Bali.
“Apalagi ini banyak sekali persyaratannya kalau datang ke Bali, harus swab," kata dia.
"Padahal saya berharap tahun baru ini bisa mendapat penjualan lebih dari wisatawan domestik, tapi nyatanya harapan itu pupus,” katanya.
Baca juga: Ratusan Pedagang Pasar Kumbasari Akan Dipindah ke Pasar Badung Pasca Adanya Kasus Covid-19