Berita Nasional

Pengusaha Tempe Tahu Perkirakan Harga Kedelai Terus Naik Hingga Akhir Februari 2021, Ini Alasannya

Editor: Wema Satya Dinata
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pedagang tempe di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur memilih tutup karena harga kedelai yang melambung tinggi.

Padahal program swasembada kedelai telah dicanangkan sejak tahun 2006.

"Pemerintah cenderung keenakan impor. Padahal begitu terjadi gejolak seperti ini nggak ada daya tahan," kata Sutaryo.

Akibat harga kedelai naik, pengusaha tempe tahu melakukan aksi mogok produksi pada 1-3 Januari 2021.

Mereka mogok memproduksi tempe tahunsebagai bentuk protes kenaikan harga kedelai dari Rp 7.200 per kilogram menjadi Rp 9.200 per kilogram.

Sementara itu mulai Senin (4/1/2021) pengusaha tempe tahu secara kompak akan menaikkan harga minimal 20 persen dan maksimal 30 persen dari harga saat ini.

Lapak tutup

Sementara itu, para pedagang tempe dan tahu di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, menutup lapaknya.

Penutupan lapak pedagang tempe tahu seiring melambungnya harga kedelai.

Padahal warga rela membayar tinggi meski harga tempe dan tahu.

Seorang warga, Nurohatun (53) mengaku, tidak masalah membeli tempe dan tahu dengan harga tinggi.

Baca juga: Resep Tempe Penyet Sambal Terasi, Lumuri Tempe Bersama Campuran Bumbu Halus dan Air

"Ya itu makanan wajib, makanya kalau dijual mahal juga pasti dibeli," ujar Nurohatun, Minggu (3/1/2021).

Ditambah lagi sebagai pemilik rumah makan, dia kerap ditanya para pelanggan yang tidak melihat hidangan tempe dan tahu selama tiga hari belakangan.

"Makanya saya berharap tempe sama tahu ada lagi, makanan di warung saya kayak sepi karena nggak ada keduanya," katanya.

Pengakuan senada juga disampaikan Windy (41) yang tidak bisa menyajikan hidangan tempe dan tahu untuk keluarganya.

"Pada nanyain semua, cuma saya bilang aja lagi mogok makanya nggak ada tempe sama tahu," kata Windy.

Halaman
123

Berita Terkini