Laporan Wartawan Tribun Bali, A A Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Sejak dahulu kala, ada kepercayaa umat Hindu Bali bahwa seseorang yang lahir di Wuku Wayang harus disapuh leger.
Sebab jika tidak akan ada marabahaya, berkaitan dengan kisah Bhatara Kala yang akan memangsa adiknya sendiri Hyang Kumara.
Wuku Wayang berada dalam urutan ke-27, setelah Wuku Ugu dan sebelum Wuku Kulawu.
Layaknya wuku lain, Wuku Wayang berlaku seminggu, sejak hari Minggu sampai Sabtu.
Secara turun-temurun di tengah-tengah masyarakat, orang percaya bahwa yang lahir sejak Minggu pada Wuku Wayang harus disapuh leger.
Baca juga: Nunas Tamba di Pura Goa Peteng, Tempat Melukat yang Ada di Dasar Goa yang Sangat Gelap
Baca juga: Wisata Religi Melukat di Pura Campuhan Windhu Segara Denpasar, Ada Berbagai Pelinggih dari Nusantara
Namun hal tersebut diluruskan oleh Ida Pedanda Gede Menara Putra Kekeran, dari Gria Pemaron, Selat, Abiansemal, Badung, Bali.
Kepada Tribun Bali, beliau menjelaskan bahwa tidak semua yang lahir pada Wuku Wayang harus disapuh leger.
“Hanya yang lahir pada hari Jumat saja, yang harus disapuh leger,” tegasnya, Jumat (8/1/2021) via sambungan telepon.
Pedanda yang saat welaka bernama Ida Bagus Sudarsana ini, menjelaskan hal tersebut sesuai tattwa dan kisah di dalamnya.
Diceritakan bahwa Hyang atau Dewa Kumara, lahir pada hari Tumpek Wayang.
Sayangnya kelahiran putra Dewa Siwa ini, sama dengan kelahiran sang kakak yaitu Bhatara Kala.
Mengetahui sang adik lahir di hari yang sama, maka Bhatara Kala hendak memangsanya.
Bhatara Kala terus mengejar adiknya sendiri, dan hendak memakannya.
Singkat cerita, sejak hari Minggu sampai Jumat kala Wuku Wayang, Bhatara Kala terus mengejar Hyang Kumara.