Laporan wartawan Tribun Bali, Adrian Amurwonegoro
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Mia Tre Setyani Wadu, pramugari Sriwijaya Air SJY -182 yang turut dalam musibah jatuhnya pesawat rute Jakarta - Pontianak itu ternyata tukar jadwal dengan temannya.
Sejatinya, pramugari yang merupakan warga Denpasar itu bertugas dalam penerbangan malam.
Hal itu diungkapkan kakak dari pramugari Mia Zet Wadu, Ardi Samuel Cornelis Wadu (25) saat menceritakan adiknya yang turut dalam penerbangan pesawat tersebut.
"Temennya bilang bahwa kemarin itu dia jadwalnya di-switch (tukar), teman kosnya bilang dia tidak seharusnya di penerbangan itu. Karena tiba-tiba jadwalnya ditukar, jadi dia ikut. Temennya juga ngirimin screenshot chat-nya bahwa benar dia itu di-switch, seharusnya penerbangan malam," ungkap Samuel
Seluruh keluarga, kerabat dan teman-teman Mia pun cemas mencari informasi tentang Mia.
Tangis tak terbendung pecah tatkala pihak Sriwijaya Air menelepon bahwa Mia turut dalam rombongan itu.
"Kemarin Sriwijaya menelepon, konfirmasi bahwa pesawat yang dikabarkan los kontak benar pesawat yang dinaiki oleh adik saya Mia. Untuk informasi lebih lanjutnya katanya belum ada karena dari pihak Basarnas masih mencari," ujarnya.
"Saya dapat informasi adik saya di flight itu sekitar jam 18.30. Sedangkan orang tua saya belum tahu, saya awalnya tidak berani memberitahu," jelas Samuel.
"Sekitar jam 7 malam itu semua sudah tahu, karena semua diberikan namanya jadi langsung nangis lemas. Gak nyangka aja, soalnya tumben kemarin. Biasanya dia sebelum flight pas di bandara pasti nelpon mama," sambung dia.
Samuel mengaku sempat chatting dengan Mia via whatsApp.
Baca juga: POPULER BALI Sosok Mia Pramugari Sriwijaya Air Warga Denpasar |Selebgram Laporkan Video Baju Melorot
Mereka pun sempat bercanda soal nama anjing yang baru saja dipeliharanya.
"Ma, mia mau berangkat, cuma kemarin, dia tidak nelpon. Cuman sempat WA saya, ngobrol sebentar, habis itu tidak kontak lagi."
"Kami sempat chat WA sebelum dia terbang, bercanda soal nama anjing. Kami baru mendapatkan anjing, kami memperdebatkan namanya sambil bercanda," ungkap Samuel.
Sosok yang Baik dan Aktif di Gereja
Sosok pramugari Sriwijaya Air SJY -182, Mia Tre Setiyani Wadu dikenal sebagai pribadi yang baik, lemah lembut dan aktif dalam gerakan pemuda di Gereja GPIB Maranatha Denpasar.
Hal itu diungkap oleh kerabat Mia Zet Wadu yang merupakan paman korban, Johny Lay.
Kepada Tribun Bali, Johny menyebut Mia selalu berkabar kepada orang tuanya saat bertugas dalam penerbangan.
“(Mia) anaknya baik, lemah lembut, aktif di gerakan pemuda GPIB Maranatha Denpasar. Selain itu yang pasti dekat dengan orang tua, setiap mau berangkat terbang dan tiba selalu memberi kabar orang tua,” tutur Johny melalui sambungan telepon, Minggu (10//1/2021).
Meskipun sejak aktif menjadi pramugari sekitar 4-5 tahun yang lalu, Mia mulai jarang dalam kegiatan gereja karena banyak tugas penerbangan di luar kota.
Namun demikian, setiap pulang ke Denpasar, Mia selalu menyempatkan diri untuk berkumpul dengan teman-temannya.
Dua minggu lalu, Mia sempat berpesan kepada orang tuanya untuk mempersiapkan dan membersihkan rumahnya karena ia berencana berlibur dan berkunjung ke rumah bersama teman-temannya.
Baca juga: Salah Satu Pramugari Sriwijaya Air Warga Denpasar, Sempat Kirim Pesan Minta Rumah Dibersihkan
Terlebih lagi, saat Hari Raya Natal kemarin, Mia tidak bisa pulang ke rumah.
Orangtua Mia pun melaksanakan pesan Mia tersebut.
“Dua minggu sebelumnya karena tidak bisa Natalan, Mia telepon orang tua. Minta tolong bersihkan rumah dan persiapkan rumah karena libur mau ke rumah. Orang tua sudah melaksanakan merehab membersihkan kamar mandi toilet dan kamar tidur," ungkap Johny Lay saat dihubungi Tribun Bali, Mingggu (10/1/2021).
Johny menyebut orang tua korban juga sempat kontak terakhir dengan Mia sesaat sebelum jadwal keberangkatan Mia.
Namun, kali ini orangtua Mia tak kunjung mendapat kabar bahwa anaknya telah tiba di tujuan, sebagaimana yang biasanya dilakukan.
“Sesaat sebelum berangkat masih menghubungi orang tua, bilang mau tugas, biasanya bilang mau berangkat. Mia dengan orang tua, setiap akan penerbangan mau berangkat pasti menghubungi orang tua, begitu pula setelah tiba,” bebernya.
Mia Zet Wadu juga merupakan bagian dari Ikatan Keluarga Besar Flobamora Kolorai Hawu, Sabu Raijua Bali.
Ketua Umum IKB Kolorai Haw, Felix Diaz menuturkan pribadi Mia sosok yang rajin beribadah, peduli pada semua orang, penurut dan santun.
“Pribadinya sangat penurut, santun, selalu peduli pada semua orang, terutama pada kedua orang tuanya, dan setiap hari di mana dia berada selalu menghubungi orang tuanya, baik mau terbang maupun landing,” kata Felix
“Dia juga rajin beribadah di mana tempat dia landing. Oh iya meski lahir dan besar di Denppasar, Mia kalau ada waktu sering pulang kampung merupakan IKB Kolorai Hawu Bali,” sambungnya.
Mia merupakan luluasn SMAN 6 Denpasar, Bali dan SMP Negeri 9 Denpasar.
Kariernya di dunia penerbangan cukup membanggakan. Terbukti bahwa dia pernah diterima bekerja di tiga maskapai besar, namun Mia menjatuhkan pilihannya pada Sriwijaya Air.
"Pada saat dia melamar, dia belum terima ijazah asli, dia hanya memakai surat keterangan lulus saja dari sekolahnya, menurut info dari orang tuanya memang bercita-cita sebagai pramugari," ungkap Ketua Umum Ikatan Keluarga Besar Kolorai Hawu Bali, Felix Diaz kepada Tribun Bali, Minggu (10/1/2021).
Kronologi Pesawat Sriwijaya Hilang Kontak
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengungkapkan kronologi pesawat Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJ-182 hilang kontak usai lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta, Sabtu (9/1/2021).
Menurut Budi, pesawat tersebut take off dari bandara tersebut pada pukul 14.36 WIB.
“Pukul 14.37 WIB masih 1.700 kaki kontak diizinkan naik ke ketinggian 29.000 kaki, dengan mengikuti standar instrumen," ujar Budi dalam konferensi pers virtual, Sabtu, dikutip dari Kompas.com.
Sekitar pukul 14.40 WIB, pesawat tersebut terlihat tidak mengarah ke tujuan seharusnya.
Pesawat terlihat mengarah ke Barat Daya.
“Oleh karenanya ditanya oleh ATC (air traffic control) untuk melaporkan arah pesawat. Tidak lama kemudian dalam hitungan second pesawat Sriwijaya SJ-182 hilang dari radar. Manajer operasi langsung berkoordinasi dengan Basarnas, bandara tujuan, instansi terkait,” ujarnya.
Untuk diketahui, Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang diduga jatuh di Kepulauan Seribu, Sabtu, (9/1/2021), sempat delay selama 30 menit sebelum lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta.
Direktur Utama Sriwijaya Air Jefferson Irwin Jauwena membenarkan penerbangan pesawat tujuan Pontianak itu sempat tertunda.
Menurut dia, hal itu disebabkan karena cuaca buruk yang tak memungkinkan pesawat tersebut lepas landas.
"Jadi tadi delay akibat hujan deras. Makanya ada delay 30 menit saat boarding," kata Jefferson dalam konferensi pers di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Sabtu (9/1/2021).
Jefferson menegaskan, delay itu terjadi bukan karena ada masalah pada kondisi pesawat.
"Kalau kondisi pesawat dalam keadaan sehat. Sebelumnya pulang pergi ke Pontianak, harusnya tidak ada masalah. Semuanya lancar," kata dia. (*)