Berita Bali

Antisipasi Kemacetan, Anggota Komisi III DPRD Bali Usulkan Jalur Khusus Bus Trans Metro Dewata

Penulis: Ragil Armando
Editor: Wema Satya Dinata
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Trans Metro Dewata yang siap beroperasi di Kota Denpasar, Senin (7/9/2020). Antisipasi Kemacetan, Komisi III DPRD Bali Usulkan Jalur Khusus Bus Trans Dewata

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Anggota Komisi III DPRD Bali Made Suardana mengusulkan kepada Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), merancang jalur khusus yang nantinya bisa dimanfaatkan oleh kendaraan bus Trans Metro Dewata.

 Sebab, sampai saat ini belum pernah dirancang untuk jalur khusus bagi kendaraan umum Trans Dewata guna mengantisipasi kemacetan untuk jalur kendaraan Trans Dewata yang kini terus disosialisasikan untuk transportasi publik yang aman dan nyaman dengan berbagai rute yang sudah berjalan.

Usulan itu disampaikan politisi Golkar asal Jembrana Suardana saat dikonfirmasi, Kamis (14/1/2021).

Menurutnya usulan ini disampaikan seiring dengan perencanaan PUPR untuk membangun jalan tol di Bali seperti jalan tol Denpasar-Gilimanuk.

Baca juga: Trans Metro Dewata Meluncur di Tabanan - Central Parkir Kuta, Bus Disebut Pasti Tersedia 10-15 Menit

Rencana pembangunan jalur kereta api jalur Denpasar-Badung menuju Bandara Ngurah Rai, Sanur menuju Bandara Ngurah Rai.

"Wacana pembangunan jalan program jalan Tol Denpasar-Gilimanuk yang sering menjadi kendala pembebasan lahan.

 Kalau tol ini bisa dibangun tentunya akan mampu mengatasi kemacetan jalur Denpasar dan Badung.

Ketika pembangunan jalan tol Denpasar-Gilimanuk bisa diwujudkan jarak tempuh Denpasar-Gilimanuk juga bisa dipercepat,"imbuhnya.

Khusus pembangunan jalur khusus untuk Trans Dewata menurut Suardana ini sangat penting, selain menghindari terjadinya kemacetan dan ketepatan waktu pelayanan Trans Dewata kepada semua penumpangnya sangat penting.

Kalau tidak ada jalur khusus dipastikan moda transportasi ini akan dihadang oleh kemacetan apalagi ketika pemulihan pariwisata nanti setelah pandemi.

"Kalau pariwisata di Bali berjalan normal dan kunjungan wisatawan sudah berdatangan ke Bali, tidak boleh ada kemacetan sehingga perencanaan pembangunan jalan tol dan jalur khusus Trans Dewata harus dirancang dengan baik," pintanya.

 Suardana menambahkan dalam Raker sebelumnya dengan Dinas Perhubungan Provinsi Bali, program penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan dianggarkan Rp 6.593.759.180.

Dari anggaran tersebut diantaranya digunakan untuk penyediaan angkutan umum Trans Sarbagita sebesar Rp 3.640.000.000.

"Penyusunan rencana induk perkeratapian dianggarkan Rp 637.344.840,"pungkasnya.(*)

Berita Terkini