Laporan Wartawan Tribun Bali, Ni Luh Putu Wahyuni Sri Utami
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – IGNEP, pemuda umur 16 tahun yang berasal dari Badung, Bali mengalami kejadiaan nahas saat sedang menari di Jalan Sutomo, Pemecutan Kaja, Denpasar, Bali.
IGNEP tewas tertusuk keris terjadi saat mesolah (menari) di Jalan Sutomo, Pemecutan Kaja, Denpasar, Bali.
Ketika dikonfirmasi, Kasubag Hukum dan Humas RSUD Wangaya Kota Denpasar, AA Ngurah Suastika mengatakan korban masuk ke UGD RSUD Wangaya pada Kamis 4 Februari 2021 pukul 02.00 dini hari.
"Dan Jenazah masuk ke kamar jenazah jam 08.30 pagi tanggal 5 Februari 2021.
• Jatuh Saat Mengecek Genteng Bocor, Pekerja Bangunan di Kuta Bali Tewas Bersimbah Darah
Jenazah saat ini masih dititipkan pada Kamar Jenazah RSUD Wangaya.
Sudah dilakukan pemeriksaan luar dan ditemukan luka pada dada kiri," katanya pada Jumat 5 Februari 2021.
Memang informasi sebelumnya yang didapat korban mungkin tertusuk di sanggar.
Dan untuk saat ini jenazah tidak dilakukan swab, karena tidak ada mengarah ke gejala Covid-19.
"Pasien masuk UGD RSUD Wangaya sudah meninggal.
Dan untuk saat ini masih dititipkan kamar jenazah.
Pihak keluarga juga sudah ada yang datang ke rumah sakit," tuturnya.
Diberitakan Tribun Bali sebelumnya, seorang penari rangda tewas tertusuk keris pada Kamis 4 Februari 2021 sekitar pukul 01.00 Wita.
Kejadian ini terjadi di Jalan Sutomo Nomor 44, Banjar Blong Gede, Pemecutan Kaja, Denpasar, Bali.
Dihubungi Tribun Bali, Kepala Dusun Blong Gede, I Made Rispong Artha Sudanegara membenarkan kejadian tersebut.
• BREAKING NEWS: Penari Rangda Tewas Tertusuk Keris di Pemecutan Kaja Denpasar
“Kejadiannya memang ada warga meninggal di wilayah banjar kami.
Orangnya meninggal berawal dari napak pertiwi di Jalan Sutomo 44,” kata Sudanegara, Jumat 5 Februari 2021.
Ia mengatakan, penari rangda yang tertusuk keris adalah seorang lelaki berusia 16 tahun.
“Yang bersangkutan meninggal tertusuk keris. Saat itu ada ngurek, dan tembuslah sampai meninggal,” katanya.
Terkait kejadian ini, semua prajuru banjar akan melaksanakan pertemuan di Balai Banjar Blong Gede, Denpasar.
“Kami prajuru banjar akan melaksanakan rapat nanti jam 3 sore bersama semua prajuru untuk membahas masalah itu,” katanya.
Dikatakan, di lokasi kejadian memang sedang ada upacara pujawali (piodalan) saat rahina Pagerwesi sore hari sampai Kamis 4 Februari 2021 dini hari.
Saat dini hari itulah dilaksanakan upacara napak pertiwi rangda yang diisi dengan kerauhan.
Saat penari rangda telah menggunakan atribut lengkap termasuk topeng.
Lalu diisi dengan pepatih yang menusukkan keris ke tubuh penari rangda. Ketika menusuk tubuh penari, keris menembus tubuh penari.
• Begini Hasil Pemeriksaan Luar WSA, Pria yang Ditemukan Tewas Gantung Diri di Kamar Kos Padangsambian
Kejadian Tertusuk Keris di Karangasem
Peristiwa tertusuk keris saat ngurek juga pernah terjadi di Karangasem, Bali pada 2019 lalu.
Setelah berjuang melawan rasa sakitnya selama 24 jam, I Gede Suardana (40) akhirnya meninggal dunia.
Suardana meninggal akibat tertusuk keris saat melakukan ritual ngurek.
Suardana mengembuskan napas terakhirnya di RSUP Sanglah, Denpasar, Bali, Jumat 1 November 2019 pukul 00.14 Wita.
Sebelumnya ia dirujuk ke RSUP Sanglah Denpasar Kamis 31 Oktober 2019.
"Di sini datanya tertulis (meninggal) tanggal 1 pada jam 00.14 dini hari.
Keseluruhan biayanya ditanggung BPJS karena ada unsur ketidaksengajaan, karena waktu kejadian dia kerauhan," ujar seorang pegawai admission RSUP Sanglah, Jumat kemarin.
Ia mengatakan jenazah Suardana langsung dipulangkan ke kediamannya di Banjar Dinas Peninggaran, Desa Adat Seraya, Karangasem.
Terpisah, Kelian Desa Adat Seraya, Made Salin, menyatakan jenazah korban disemayamkan di rumah duka.
Jenazah Suardana dibakar pada Senin 4 November 2019 .
Salin menjelaskan, keluarga sangat syok dengan kepergian Suardana.
Korban meninggalkan seorang istri dan dua anak yang masih kecil-kecil, umur 10 tahun dan 8 tahun.
"Keluarga korban sangat terpukul. Semua sedih. Mereka belum bisa menerima kejadian yang menimpa korban," kata Salin kepada Tribun Bali, Jumat malam.
Diberitakan sebelumnya, Suardana tertusuk keris saat mengikuti upacara Mepik Desa di Pura Segara Batu Telu, Banjar Celagi, Desa Seraya, Rabu 30 Oktober 2019 malam.
• Satu Anggota KKB Papua Tewas dalam Baku Tembak, Setelah Ajak TNI-Polri Perang Terbuka
Mepik Desa merupakan upacara pembersihan jagat.
Nahas dialami Suardana ketika dirinya kerauhan dan melakukan aksi ngurek.
Ia tertusuk keris di bagian dada hingga membuat terluka dan tak sadarkan diri.
Korban sempat dilarikan krama ke Puskesmas Karangasem II lalu dirujuk ke RSUD Karangasem.
Dari pemeriksaan tim medis, diketahui Suardana mengalami luka tusuk sedalam 5 centimeter.
Informasinya tusukan keris bahkan sempat mengenai paru.
Suardana pun dirujuk ke RSUP Sanglah lantaran lukanya yang cukup dalam dan belum sadarkan diri.
Setelah mendapat perawatan intensif selama sehari, nyawa Suardana ternyata tak tertolong.
Ia akhirnya menghembuskan napas terakhirnya dini hari kemarin.
Menurut Salin, info yang didapat sekitar lokasi kejadian, keris yang dipakai ngurek oleh korban sempat terjatuh ke tanah.
Secara niskala, kata Salin, keris yang sudah jatuh ke tanah tak bisa digunakan untuk ritual.
"Keris yang terjatuh, atau bersentuhan dengan keris lain, tak boleh dipakai," ungkapnya, sembari menambahkan keris tersebut dianggap sudah leteh sehingga bisa membahayakan.
Sebelumnya, kejadian serupa juga terjadi saat upacara di Bale Agung Desa Adat Seraya.
Warga tertusuk karena keris sempat bersentuhan dengan keris lain.
(sar/sup/ful)