Rasanya sudah tidak ada harapan lagi, padahal empehan harus segera didapat agar Dewa Siwa cepat sembuh.
Maka dengan bujuk rayu, Dewi Parwati berupaya agar mendapat empehan, namun juga tidak mempan. Karena sang rare angon tetap bertahan pada pendiriannya.
Sampai muncullah ide, bahwa rare angon mau memberikan empehan asalkan Dewi Parwati mau diajak tidur oleh rare angon.
"Dewi Parwati menolak dan mengatakan dirinya adalah seorang dewi, namun rare angon tetap bertahan walaupun berhadapan dengan dewi," sebut beliau.
Karena empehan itu, sangat diperlukan demi kesembuhan Dewa Siwa, maka dengan terpaksa Dewi Parwati mau melayani sang rare angon.
Kisah berlanjut, setelah mendapat empehan, maka Dewi Parwati menghadap Dewa Siwa untuk menghaturkan obat tersebut.
Namun ketika empehan itu dihaturkan, maka Dewa Siwa menolak dan menyebutkan bahwa obat itu ternoda.
Dewi Parwati pun menyangkal, maka Dewa Siwa memanggil anak beliau yaitu Dewa Ghana untuk mengecek keberadaan sebenarnya tentang Dewi Parwati saat mencari obat.
Dewa Ghana pun melalui kekuatan tenungnya menceritakan kisah perjalanan Dewi Parwati, sampai beliau mendapatkan obat dengan imbalan tidur dengan rare angon.
Dengan diketahuinya hal tersebut oleh Dewa Ghana, maka marahlah Dewi Parwati.
Kemudian dengan mengeluarkan api kemarahannya, sehingga lontar tenung Dewa Ghana sebagian terbakar.
• WIKI BALI - Cokorde Gde Raka Bawa, Penari Barong Dari Gianyar Yang Tampil Hingga Luar Negeri
Itulah sebabnya sampai sekarang dipercaya bahwa "tenung" atau ramalan tidak akan pernah tepat 100 persen tepat karena sebagian telah hilang terbakar.
Dengan kemarahan Dewi Parwati itu, maka Dewa Siwa pun juga marah terhadap Dewi Parwati dan mengutuknya menjadi Dewi Durgha (berwujud raksasa yang menyeramkan) dan diberikan tempat atau berstana di Setra Gandamayit.
"Maka dari itu Dewi Durgha perwujudannya dikenal dengan rangda. Disitu juga Dewa Siwa mengatakan kelak akan ada waktunya Dewi Durgha kembali berubah wujud menjadi Dewi Parwati (dewi yang cantik) apabila ada yang menyupatnya," tegas Ida rsi.
Bertahun-tahun kisah berlanjut, saat Panca Pandawa mengalami pembuangan. Ketika sang Pandawa melintasi daerah kekuasaan Dewi Durgha.