TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA – Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono ( AHY ) menyampaikan pernyataan terbaru mengenai konflik internal partai yang dipimpinnya tersebut.
Putra sulung mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini tak lagi membawa-bawa Presiden Joko Widodo ke dalam konflik Demokrat.
Melalui keterangan tertulisnya, AHY memastikan Presiden Jokowi tak tahu-menahu adanya upaya pelengserannya dari kursi Ketua Umum Partai Demokrat oleh sekelompok orang.
Baca juga: Mendadak Gelar Jumpa Pers, AHY Sebut Ada Upaya Rebut Paksa Kursi Pimpinan Partai Demokrat
Baca juga: Tanggapi AHY, Moeldoko Harap Petinggi Partai Demokrat Lebih Kuat
Baca juga: Jokowi Tidak Menjawab Surat AHY karena Isu Kudeta Merupakan Masalah Internal Demokrat
"Saya sudah mendapatkan sinyal bahwa Bapak Presiden tidak tahu-menahu tentang keterlibatan salah satu bawahannya itu. Ini hanya akal-akalan kelompok GPK-PD untuk menakut-nakuti para kader," kata AHY.
AHY menegaskan, hubungan antara Presiden Joko Widodo dan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY) cukup baik.
Menurut AHY, ada pihak yang ingin memecah belah hubungan baik antara Jokowi dan SBY lewat cara menggulirkan isu kudeta di Partai Demokrat.
"Hubungan Pak SBY dan Pak Jokowi cukup baik, tetapi kelompok ini berusaha memecah belah hubungan yang telah terjalin dengan baik itu," kata AHY.
Menurut AHY, ia masih terus memantau dan menerima laporan dari para kader terkait upaya kudeta di Partai Demokrat.
Ia menjelaskan, awalnya para pelaku gerakan berusaha memengaruhi para pemilik suara dengan memengaruhi pengurus DPD dan DPC serta para mantan pengurus.
Lalu, kata AHY, para pelaku gerakan mengeklaim telah mengumpulkan puluhan bahkan ratusan suara untuk dapat menyelenggarakan kongres luar biasa (KLB), padahal hanya tipuan.
Kemudian, para pelaku gerakan menggunakan alasan KLB karena faktor internal. Padahal, kata AHY, itu merupakan persoalan eksternal.
"Yakni kelompok ini sangat menginginkan seseorang sebagai capres 2024 dengan jalan menjadi Ketua Umum PD melalui KLB," ujar AHY.
Sebelumnya AHY dan Demokrat menduga ada keterlibatan Jokowi dalam upaya pelengserannya dari kursi ketua umum.
Hal itu, menurut Demokrat ditandai dengan dugaan keterlibatan Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko yang berdiskusi dengan sejumlah anggota Partai Demokrat dan membahas pelaksanaan Kongres Luar Biasa (KLB) untuk mengganti AHY dari pucuk pimpinan.
AHY sampai mengirim surat kepada Presiden Jokowi untuk mengklarifikasi keterlibatan Moeldoko dalam konflik internal Demokrat.