Thomas Markle berpisah dari ibu Meghan, Doria Ragland, ketika si anak gadis masih muda.
Ragland sempat hadir di pesta pernikahan Meghan di Kastil Windsor dan minum teh dengan ratu, tetapi Meghan putus kontak dengan Thomas tak lama kemudian.
Thomas Markle tidak datang ke acara itu karena akan operasi jantung. "Mereka tidak peduli jika saya mati," katanya seraya berkata ingin bertemu Meghan, Harry, dan Archie yang sekarang tinggal di California setelah keluar dari tugas-tugas Kerajaan Inggris.
Diberitakan Tribun Bali sebelumnya, kontroversi mengenai keluarga Kerajaan Ingggris masih terus bergulir pascawawancara eksklusif Meghan Markle dengan Oprah Winfrey.
Pengakuan Meghan, istri Pangeran Harry yang sangat jujur dalam wawancara dengan Oprah diangap lebih berbahaya bagi Kerajaan Inggris daripada wawancara Putri Diana dengan Martin Bashir BBC tahun 1995.
Pada tahun 1995, Wawancara Putri Diana kala itu mendorong krisis monarki yang membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk dipulihkan.
Mengutip laporan CNN hari Senin 8 Maret 2021, pengakuan Meghan Markle yang bergelar Duchess of Sussex, berpotensi lebih menggemparkan ketimbang Putri Wales.
Sebab pengakuan Meghan berkaitan dengan isu rasialisme yang lebih sulit direspons Kerajaan Inggris.
Pangeran Harry memberitahu Oprah dalam wawancara itu, "Apa yang saya lihat sejarah terulang lagi, tapi mungkin jauh lebih berbahaya karena kali ini menambahkan soal ras."
Bagi Meghan Markle, perasaan kesepian dan terisolasi di balik tembok Kerajaan membuatnya sempat berpikir untuk bunuh diri.
Situasi diperparah ketika ia hamil tua, ia diberitahu bahwa bayi mereka tidak akan diberi gelar pangeran.
Tidak mendapat gelar itu artinya tidak mendapatkan keamanan sebagai anggota Kerajaan Inggris. "Oke, dia (putranya) harus aman," ujar Meghan.
"Jika Anda mengatakan gelar akan mempengaruhi perlindungan mereka, maka kami belum menciptakan itu di sekitar kami, dalam hal clickbait dan tabloid fodder," katanya.
"Anda telah membiarkan itu terjadi, yang berarti putra kami harus aman," tandasnya.
Meghan Markle mengungkapkan bahwa dalam Kerajaan Inggris ada "kekhawatiran dan percakapan tentang seberapa gelap kulitnya (putranya) ketika lahir".