Berita Gianyar

MISTERI Keberadaan Komang Ayu, Tim Brimob Polda Bali dan Tagana Gianyar Kini Susuri Tukad Petanu

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Keberadaan Ni Komang Ayu Ardani masih misterius. Pencarian di Tukad Unda masih berlanjut.

TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR – Tragedi kecelakaan di Jembatan Laplapan Ubud hingga tiga korban tercebur ke Tukad Petanu (Sungai Petanu) masih menyisakan kesedihan.

Sudah enam hari peristiwa nahas tersebut terjadi, jalan sekala dan niskala telah diupayakan.

Warga, paranormal pun ikut membantu tim pencarian.

Hingga hari ini Selasa 23 Maret 2021, Ni Komang Ayu Ardani belum ditemukan.

Keberadaan Komang Ayu Ardani masih menjadi misteri.

Pencarian masih terus berlanjut.

Bahkan, hari ini tim percarian korban jatuh bertambah.

Tim gabungan saat melakukan pencarian I Komang Ayu Ardani (37) di Sungai Petanu, Gianyar pada Sabtu 20 Maret 2021. (Basarnas Bali)

Baca juga: Cuaca Tidak Mendukung, Pencarian Komang Ayu Hari Ini Dihentikan, Basarnas Bali Beri Penjelasan

Baca juga: UPDATE: Telusuri Tukad Petanu hingga 2 Kilometer, Pencarian Komang Ayu Hari Kelima Masih Nihil

Ada dua institusi ikut bergabung dalam pencarian menyelusuri Sungai Petanu Kabupaten Gianyar, yakni Brimob Polda Bali dan Tagana Gianyar.

Sementara Yayasan Kris juga bergabung dalam menyiapkan konsumsi untuk tim pencari Ayu Ardani. 

Berdasarkan data Tribun Bali, dalam pencarian Komang Ayu sebelumnya, tim gabungan terdiri dari TRC BPBD Gianyar, Balawista BPBD Gianyar, SAR Denpasar, Polairud Polres Gianyar, SAR Polda Bali, UPRC Polres Gianyar, dan PMI Gianyar lengkap ambulans jenazah. 

Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Gianyar, IGN Dibya Presasta mengantakan, dalam pencarian hari keenam ini, Brimob Polda Bali dan Tagana Gianyar bergabung untuk membantu pencarian korban. 

"Dari Brimob Polda Bali bergabung 10 personil termasuk komandannya. Juga ada Tagana sebanyak 15 personil, serta Yayasan Kris Bali yang datang membantu untuk mem-beckup konsumsi untuk personil. Selain itu nanti juga akan bergabung sejumlah anggota relawan" ujarnya. 

Kata dia, dalam pencarian kali ini, tim dibagi menjadi dua regu.

Yakni regu satu melakukan pencarian sepanjang dua kilometer dari TKP di bawah jembatan Banjar Laplapan, Ubud, Gianyar.

"Radius pencarian tim satu ini dari TKP hingga di atas air Terjun Tegenungan, Sukawati," ujarnya.

Baca juga: Hari Ke-4 Pencarian Komang Ayu di Gianyar, Tim Telusuri Sungai dari Goa Gajah hingga Blangsinga

"Sementara regu dua, dari air Terjun Tegenungan sampai ke Pinda, Desa Saba Blahbatuh," imbuh

Selain itu, dalam pencarian hari ini, Polsek Ubud juga telah menutup pintu masuk ke hotel yang menjadi akses warga untuk menonton pencarian korban.

Dalam hal ini, Ngakan Dibya meminta agar masyarakat mendoakan pencarian dari rumah.

VIDEO Pencarian Komang Ayu di Sungai Petanu Bikin Salfok Warganet, Ada Sosok Perempuan Misterius (Tangkapan layar IG Tribun Bali)

Termasuk juga paranormal agar membantu dari rumah saja.

Sebab keberadaan banyak warga dan paranormal menganggu proses pencarian. 

"Pintu masuk warga sudah ditutup.

Warga istirahat dan doakan dari rumah saja, dan juga paranormal. Biarkan yang berwenang saja yang di lokasi," tandas Ngakan Dibya.

Kepala BPBD Gianyar, Ida Bagus Manuaba mengapresiasi pihak-pihak yang ikut dalam proses pencarian ini.

Baik ikut dalam pencarian ke sungai maupun pemberian konsumsi untuk personil di lapangan.

Diapun berharap, dengan bertambahnya jumlah tim gabungan ini, korban bisa cepat ditemukan.

"Mudah-mudahan dengan bertambahnya pihak-pihak yang ikut membantu pencarian, korban bisa segera ditemukan," ujarnya.

Sebelumnya, pencarian di hari ke-4 korban kecelakaan lalu lintas (laka lantas) di Jalan Gunung Sari, Ubud, Gianyar tepatnya di sisi barat Jembatan Laplapan Pejeng masih nihil.

Dantim Basarnas Bali I Kadek Adi Yudhana mengatakan Ni Komang Ayu Ardani (37) masih belum juga bisa ditemukan.

Pencarian sudah dilakukan dari pagi sampai sore namun belum membuahkan hasil.

Beberapa lokasi yang dicurigai sudah ditelusuri.

"Pagi sampai sore hari ini, masih nihil. Meskipun beberapa lokasi yang kita curigai sudah ditelusuri, tapi masih belum ada tanda (lokasi korban)," ujar I Kadek Adi Yudhana, Senin 22 Maret 2021.

Tim gabungan yang terdiri dari Basarnas Bali, Ditsamapta Polda Bali, BPBD Kabupaten Gianyar, Polres Gianyar, Balawista, SAI Rescue, PMI Kabupaten Gianyar dan masyarakat sekitar.

Bahkan juga sudah menelusuri beberapa lokasi atau titik yang dicurigai, namun setelah dilakukan pencarian lebih dekat ke titik tersebut tim masih belum berhasil menemukan.

"Kita sudah lanjutkan pencarian sesuai rencana. Dalam hal ini, kita curigai tadi pas sisir ada bau bangkai dan sampah, sudah kita sisir habis namun nihil," tambahnya.

"Lokasi yang kita sisir dan dicurigai tersebut masih berlokasi di dekat Goa Gajah, Gianyar," terang I Kadek Adi Yudhana selaku Dantim Basarnas Bali.

Sementara itu dalam keterangannya kepada Tribun Bali, Kadek Adi mengatakan penyisiran yang dilakukan hari ini dan sebelumnya tidak hanya di aliran Sungai Petanu.

Namun di pinggiran Sungai Petanu yang memiliki struktur bebatuan dan memiliki medan ekstrim.

"Sudah, tidak cuman di air, di bebatuan dan di atas Sungai juga kita fokuskan. Soalnya bekas sampah (saat banjir bah) sampai agak tinggi, kita sudah cari namun nihil," lanjutnya.

Ditanya mengenai pencarian hingga malam hari, I Kadek Adi Yudhana menjelaskan jika pencarian dilakukan pada malam hari tentunya membuat resiko bagi tim yang melakukan pencarian.

Ia mengungkapkan jika pencarian dilakukan hingga malam hari, ditakutkan banjir bah bisa saja datang tiba-tiba mengingat di wilayah tersebut memiliki potensi curah hujan yang cukup tinggi.

"Kita fokuskan sampai jam 6 sore saja. Kalau sampai malam hari tentu beresiko, selain cuaca, jarak pandang juga terbatas.

Karena situasi kayak gini, tadi mendung tebal di hulu, kami putuskan naik karena takut air bah mendadak besar, demi safety kami.

Tidak bisa diprediksi (mengenai cuaca dan tinggi air bah), tergantung curah hujan di daerah atas. Mengingat jika turun hujan, air lebih banyak mengarah ke Sungai Petanu dan tidak terbagi ke aliran lainnya," pungkas I Kadek Adi Yudhana, Senin 22 Maret 2021.

Berita Terkait Tragedi di Jembatan Tukad Petanu

Berita Terkini