TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Peristiwa jatuhnya Ni Komang Ayu Ardani (37) asal Banjar Teruna, Desa Siangan, Gianyar, Bali, menyimpan sejumlah fenomena menarik.
Di mana, sejak korban jatuh sepekan lalu hingga Jumat 26 Maret 2021 ini, kawasan Jembatan Banjar Laplapan, Kecamatan Ubud, Gianyar atau TKP korban jatuh selalu ramai didatangi masyarakat.
Bahkan menariknya, yang ramai datang ke sana bukan hanya warga biasa, tetapi juga balian atau dukun.
Bahkan warga setempat menyebutkan, rata-rata ada tiga orang dukun setiap hari.
Mereka melakukan sejumlah ritual dan mengucapkan mantra, dengan tujuan korban segera ditemukan.
Baca juga: Penemuan Sandal Diduga Milik Komang Ayu, BPBD Gianyar: Kami Hanya Merespons Bau dan Ciri Fisik
Baca juga: Kisah Panglukatan Siwa Melahangge Bertaksu di Gianyar, Ada Warga Sulit Berjalan, Kembali Normal
Baca juga: Pencarian Komang Ayu Dihentikan di Gianyar, Keluarga Korban Akan Cari Sendiri Bersama Relawan
Seorang warga Ubud, Nyoman Kariawan saat ditemui di jembatan mengatakan, dirinya hampir setiap hari datang ke lokasi tersebut.
Pria yang kini pengangguran tersebut datang untuk melihat aksi para dukun.
Sebab sejak ia datang ke sini, dirinya selalu melihat adanya dukun.
"Rata-rata ada tiga dukun, lumayan ada tontonan. Lagipula kalau di rumah juga tidak ada kerjaan," ujarnya.
Diapun merasa heran, dengan begitu banyaknya dukun yang datang membantu. Namun hingga saat ini korban belum juga ketemu.
"Entah dukunnya yang kurang saksi atau penghuni di bawah yang terlalu sulit diajak mediasi, saya sendiri kurang tahu," ujarnya.
Kariawan bersama sejumlah warga yang ditemui mengakui kawasan Sungai Petanu merupakan sungai angker.
Bahkan ada yang menyebut bahwa di sungai tersebut banyak terdapat kerajaan wong samar atau mahluk tidak kasat mata.
Pencarian Dihentikan
Tim gabungan pencari Ni Komang Ayu Ardani asal Banjar Teruna, Desa Siangan, Gianyar, Bali yang jatuh ke Sungai Petanu di bawah Jembatan Banjar Laplapan, Ubud, Gianyar sudah tidak melakukan pencarian per Jumat 26 Maret Maret.
Hal tersebut sesuai standar operasional prosedur (SOP) yang ditetapkan instansi masing-masing.
Namun dalam masa penghentian ini, masyarakat diramaikan dengan penemuan sepasang sandal orang dewasa.
Banyak yang berspekulasi bahwa sandal tersebut diduga milik Ni Komang Ayu.
Terkait hal tersebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gianyar tidak menindaklanjuti penemuan sandal tersebut.
Di mana pihak BPBD Gianyar merespons jika adanya informasi terkait bau atau ciri fisik korban.
Sebab, Informasi terkait sandal tidak akurat dalam pencarian.
Sebab bisa saja sandal yang dimaksud merupakan milik warga yang selama ini menonton atau membantu mencari korban.
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Gianyar, IGN Dibya Presasta mengatakan, pihaknya telah mengetahui terkait penemuan sandal tersebut.
Namun demikian, pihaknya tidak menindaklanjuti. Informasi yang ditindaklanjuti hanya berupa bau ataupun ciri fisik.
"Kami menghargai setiap informasi yang masuk. Namun kami hanya merespon ciri spesifik, bau menyengat dan korban sendiri," ujarnya. (*)
Berita lainnya di Berita Gianyar