Wawancara Tokoh

Mengenal Dirut Bank BPD Bali I Nyoman Sudharma SH MH, Penghargaan dan Keunggulan Aplikasi Mobile

Penulis: Karsiani Putri
Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tampilan screenshot dari acara Bli Ojan Inspirasi Bali - Mengenal Dirut Bank BPD Bali I Nyoman Sudharma SH MH, Penghargaan dan Keunggulan Aplikasi Mobile

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Di bawah kepemimpinan I Nyoman Sudharma SH MH, Bank BPD Bali melakukan akselerasi pembayaran nontunai atau cashless melalui aplikasi BPD Mobile yang mengutamakan keunggulan teknologi QRIS.

Aplikasi BPD Mobile ini sangat memanjakan nasabah sebab segala macam bentuk transaksi dapat dilakukan memanfaatkan aplikasi tersebut.

Mulai dari pembayaran tagihan listrik, tiket pesawat, belanja online, membeli pulsa dan masih banyak lagi.

Bahkan melalui aplikasi Aplikasi BPD Mobile ini, nasabah juga dapat membayar biaya masuk tempat wisata hanya dengan men-scan QRIS di destinasi wisata yang dituju.

Baca juga: Wawancara Kepala Disparda Denpasar, MA Dezire Mulyani Jadi Kadis Saat Erupsi Gunung Agung & Covid-19

Bagaimana profil Dirut Bank BPD Bali dan keunggulan aplikasi BPD Mobile, berikut wawancaranya:

Bagaimana perjalanan karir Pak I Nyoman Sudharma?

Saya mulai karir di BPD Bali sejak 1997 sebelum adanya krisis ekonomi.

Mulai dari pelaksana terbawah menjadi seorang Analis Kredit di Kabupaten Bangli.

Melewati itu secara step by step sampai ujungnya pada 2019 dipercaya oleh pemegang saham sebagai Direktur Utama BPD Bali.

Karir mulai dari pelaksana, kemudian kepala seksi, kepala Capem, kepala bagian, kepala cabang, kepala divisi kredit, kepala divisi SDM, direktur bisnis merangkap sebagai Plt Dirut dan pada 14 Februari 2019, pas pada Valentine ditetapkan sebagai Direktur Utama Bank BPD Bali.

Saya bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena kebesaran Beliau lah yang mengantarkan saya ke tempat itu dan juga doa dan restu keluarga semua, dan doa teman-teman Bank BPD Bali khususnya.

Hampir semua lini sudah pernah dijalani. Apakah semua karyawan BPD Bali harus menjalani semua bidang atau bagaimana?

Kalau kita ingin memperkuat manajerial kan seharusnya memang ada di setiap lini sehingga problem solving itu bisa kita berikan kedepannya.

Karena dari situlah kita belajar untuk bisa memberikan solusi dalam rangka percepatan penetrasi pasar dan juga inovasi.

Kalau hanya di dalam satu tempat saja, tentunya itu susah mengaplikasikan bidang-bidang lainnya.

Dan tentunya karena perbankan ini peraturannya banyak, tentunya saya sangat bersyukur bidang keilmuannya di saya ilmu hukum dan lanjut ke hukum bisnis juga sehingga bisalah mengikuti.

Di luar itu, saya tetap belajar setiap saat supaya bisa menambah pengetahuan di bidang-bidang lain.

Ketika menjabat itu, apakah tidak ada kendala pengetahuan mengingat sebelumnya Bapak adalah sarjana hukum?

Tidak, karena di perbankan dan aspek perkreditan, bidang hukum itu memengaruhi cukup besar untuk keamanan dan termasuk mitigasi risiko hukumnya.

Itu yang terpenting dan itu yang terakhir.

Di luar itu, di aspek perkreditankan ada lima aspek.

Aspek umum, manajemen, keuangan, agunan dan aspek sosial dan ekonomi lainnya.

Tentunya, perlu perpaduan berbagai macam ilmu pengetahuan untuk mendukung tugas kita.

Banyak orang yang terlahir dari orangtua yang kaya, kalau Bapak sendiri seperti apa?

Saya terlahir dari daerah yang cukup tandus di daerah selatan Bali.

Desa Melasti adalah desa saya. Tahun 1970an kan itu desa tandus sama dengan Nusa Penida yang tidak ada air.

Airnya kan dengan cubang dan mata pencaharian pertanian tahunan.

Tentunya, berbekal dengan tekanan hidup, kita harus bisa mengubah hidup.

Konsep itu yang ada di jiwa saya untuk bisa lebih sukses.

Dari SMA saya sudah kos di Denpasar, kebetulan dapat di Udayana dan bisa dari rumah sehingga bisa lebih efisien.

Baca juga: Kisah Sukses Kadek Karya Yoga, Gelang Barong Berkonsep Mitologi Hindu yang Tembus Pasar Global

Upaya-upaya itulah yang kita lakukan.

Tidak terlahir dari kemewahan, dan memang dari daerah tandus yang memang membutuhkan perjuangan keras baik fisik maupun mental.

Kebetulan Bapak adalah seorang guru dan pendidik zaman dulu kan didikannya keras.

Itulah yang membuat saya menjadi disiplin.

Dan menjadi lebih disiplin untuk menerapkan program-program kehidupan.

Wejangan apa yang paling Bapak ingat dari orangtua sehingga menjadi pegangan Bapak sampai saat ini?

Yang menjadi wejangan untuk bekerja di bank yang pasti jujur, disiplin dan kerja iklas.

Karena kerja iklas itu adalah bagian dari menjalankan ajaran agama yang dimana semua ajaran agama itu sama dan merupakan bagian dari ibadah.

Tidak hanya dengan bersembahyang saja kita berhubungan dengan Tuhan.

Bekerja dengan baik, memberi manfaat positif dan bisa memberi kemakmuran kepada masyarakat, kan itu juga yang menjadi bagian dari ibadah.

Tidak hanya harus dengan sembahyang, mohon maaf, atau dengan salat dan lain-lain, tentunya perbuatan-perbuatan itu yang harus juga kita lakukan untuk bisa memperkuat jati diri kita menjadi pribadi yang kuat.

Selain tiga hal tadi, hal-hal apa saja yang Bapak tekankan kepada karyawan Bank BPD Bali di era kepemimpinan Bapak?

Untuk karyawan, kami sudah mempunyai budaya kerja.

Dan budaya kerja itulah yang menjadi pondasi dasar untuk bisa menguatkan jati diri, keyakinan untuk pribadi, perusahaan maupun masyarakat.

Budaya kerja kita itu ada Cinta, yang terdiri dari Competent, Integrity, Team Work dan Customer Awareness.

Customer Awareness ini adalah nasabah yang dimana keperluan nasabah, edukasi nasabah, bagaimana meng-handling complain, dan lain-lain.

Kolaborasi dari Budaya Kerja ini ada 12 nilai perilaku yang dijalankan dan ini sudah terinci serta sudah kami buatkan program.

Inilah yang menjadi pondasi dasar untuk bisnis itu bisa berkembang lagi.

Setiap perusahaan pasti mempunyai corporate value yang harus menjadi pondasi dasar.

Seperti halnya Negara Indonesia yang memiliki Pancasila, UUD 45.

Tentunya ini yang menjadi panduan kepribadian bagi masing-masing masyarakat Indonesia.

Dan di perusahaan, biasanya mempunyai budaya kerja masing-masing.

Kita ketahui bersama Bank BPD Bali mendapatkan tiga penghargaan, yaitu Top Leader on CSR Commitment 2021, Top CSR Awards 2021 #Star 4 dan Program CSR Pengembangan Ekonomi Daerah.

Bagaimana bisa sampai menggondol tiga awards sekaligus?

Dari Januari sampai hari ini sebenarnya kita sudah ada 10 awards yang kita terima dari lembaga pihak ketiga.

Pertama yang pasti berkaitan dengan Kinerja Finansial, Tata Kelola, Good Corporate Governance, dan berkaitan dengan Corporate Social Responcibility.

Tentunya, penghargaan ini kami terima berdasarkan hasil penjurian dan ada tahapan-tahapannya.

Jadi, tidak langsung diberikan karena harus ada penjurian, data-data yang diambil oleh pihak ketiga dan tentunya tim independen dari Jakarta menilai kita.

Sebenarnya di akhir tahun sampai dengan 2020 ada 27 penghargaan yang kita terima.

Dan pada Desember itu kami menerima penghargaan dari Bank Indonesia Provinsi Bali sebagai Bank Partisipasi Teraktif Dalam Implementasi QRIS dan kemudian sebagai Bank Pendukung UMKM Terbaik Ketiga Secara Nasional.

Baca juga: Wawancara Kepala DLH Gianyar Ni Made Mirnawati, Masalah Sampah Itu Urusan Bersama

Kemudian menjadi Bank Penyelenggara BI-RTGS Terbaik di Buku 2.

Ini kebanggaan bagi kami dan merupakan hasil kerja keras dari seluruh Tim Bank BPD Bali dan merupakan hasil dari budaya kerja CINTA tadi.

Mengenai tiga penghargaan itu tadi tentunya, berkaitan dengan upaya-upaya kita untuk memberikan CSR kepada masyarakat dan pemerintah serta stake holder lain yang memberikan nilai tambah untuk bisa meningkatkan pertama berkaitan dengan kesehatan, pendidikan, ekonomi dan di situ akan ada kemitraan dengan UMKM juga.

Karena di pandemi Covid-19 ini, kami juga mendukung Pelaksanaan Pasar Gotong Royong oleh pemerintah, pameran UMKM yang dilakukan Dekranasda, dan kegiatan lainnya.

Tentunya, memberi nilai tambah untuk seluruh stakeholder, termasuk Pemda.

Inilah yang kami lakukan sehingga oleh pihak Majalah Top Bussines Jakarta memberi tiga apresisasi kepada kami di bidang CSR.

Ini juga sejalan dengan ketentuan OJK mengenai Rencana Aksi Keuangan Berkelanjutan.

Di masa pandemi, adakah program spesifik yang dikeluarkan Bank BPD Bali terkait treatment kepada UMKM, nasabah dan masyarakat?

Pertama, pastinya program restrukturisasi sesuai dengan POJK 11 Tahun 2020 yang berjalan sejak 2020 yang kita tindaklanjuti sesuai dengan ketentuan POJK, diperpanjang sesuai dengan POJK 48 sampai Maret 2022.

Ini terus kita jalankan dalam rangka membantu Pemerintah dalam rangka pemulihan ekonomi nasional. Kami juga mendapatkan penempatan uang negara dari Pemerintah untuk disalurkan dalam bentuk kredit yang tentunya bunganya lebih murah.

Kami mendapatkan Rp 700 miliar yang pada 2020 telah berjalan dengan total penyaluran mencapai Rp 2,3 triliun.

Di Februari jatuh tempo dan ditempatkan kembali oleh Pemerintah dan kami menyalurkan kredit juga.

Tentunya, ini untuk bisa membantu Pemda, terutama di Bali khususnya karena kontraksi secara tahunan di Bali yang paling dalam, hampir di minus 9,31 persen.

Tentunya, dengan usaha-usaha yang kita lakukan bisa mengembalikan atau memperbaiki pemulihan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi.

Dan ujungnya adalah tingkat kemiskinan agar tidak terus bertambah dan bisa terus kita kurangi dengan adanya program ini.

Di luar program ini, penyaluran KUR tetap berjalan dan tahun 2021 ini Bank BPD Bali mendapatkan KUR Rp 830 miliar dan sampai Maret tersalur hampir Rp 230 miliar.

Program-program ini kami jalankan tentunya untuk menopang pemulihan ekonomi nasional.

Itu tadi di bidang finasial, kemudian di bidang sosial tentunya itu tadi di CSR.

Kami tetap jalan dan berkolaborasi dengan Pemda, termasuk juga di bidang lainnya.

Seperti bidang layanan yang dimana kami membuat layanan antrian online sehingga masyarakat tidak perlu lagi harus datang ke bank secara langsung sehingga menimbulkan kerumunan.

Di setiap kantor Bank BPD Bali juga terdapat alat-alat prokes.

Karyawan kami juga hampir diatas 90 persen yag saat ini sudah divaksin.

Dan tentunya terimakasih kepada pemerintah pusat dan Pemprov Bali yang telah membantu karyawan bank untuk bisa divaksin sehingga bisa memberi pelayan dengan lebih kuat.

Namun, dengan tetap tidak mengurangi pelaksanaan prokes.

Itu yang kami laksanakan dan jalankan saat ini dan hingga kedepannya kami akan terus berinovasi.

Dan bagi UMKM kami juga bekerjasama dengan marketplace dan Bali Mall untuk bisa penjualannya secara online dan termasuk on boarding juga.

Untuk para UMKM ada pembinaan khusus?

Ada. Kami ada seminar khusus dan kami bekerjasama denga Gojek untuk merchant-merchant agar bisa masuk kapasitas dan dibantu oleh kami.

Atau bila nasabah kami belum menjadi merchant Gojek, itu nantinya bisa berkolaborasi karena itu sudah kami laksanakan.

Tentunya di dunia perbankan kedepannya sharing ekonomi harus kita jalankan. Win-Win harus berjalan dan tak ada lagi Win-Lose karena itu yang harus berjalan dan hidup ini juga harus saling berbagi.

Baca juga: Wawancara Menristek Bambang Brodjonegoro, Ciptakan 61 Inovasi Sejak Pandemi

Saat ini banyak perusahaan atau pebisnis yang mengalami krisis ekonomi.

Usahanya tidak lancar dan harus dihentikan sementara.

Seperti apa treatment yang diberikan Bank BPD Bali jika terjadi hal semacam itu kepada nasabah Bank BPD Bali?

Pertama, memberikan restrukturisasi kredit dan menjadwal ulang angsuran kredit supaya tidak menjadi beban karena masih ada waktu sampai Maret 2022.

Itu yang kami lakukan dan kalau memang ada kebutuhan modal kerja yang kita lihat potensinya masih bisa, tentunya masih kita tambah.

Ini yang tentu kita perhatikan dengan tetap memperhatikan konsep prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko.

Tentunya, tidak sembarangan juga dan kita melihat industrial race ratingnya dan juga tetap kembali kepada konsep utama kredit, yaitu kepercayaan dan integritty yang menjadi kunci utama kita.

Juga history dari debitur sebelumnya.

Jangan sampai seperti arahan OJK sebelumnya, jangan sampai ada penumpang gelap.

Terkait HUT ke-59 Bank BPD Bali yang mengusung tema Bali Bangkit Bersama Bank BPD Bali, seperti apa program yang menyapa milenial atau program digital Bank BPD Bali?

Untuk anak muda milenial, kami mempunyai Mobile Banking Bank BPD Bali yang sangat bisa mengadopsi kebutuhan teman-teman kaum milenial, termasuk pelajar, mahasiswa, dan yang lainnya.

Karena Mobile Banking kami ini sudah memiliki banyak fitur, apalagi kita sudah mempunyai QRIS yang sudah mendapat izin dari 2019 dan sampai saat ini kami sudah melakukan penetrasi pasar kepada masyarakat.

Anak-anak muda juga bisa melihat merchant-merchant kami dan transaksi QRIS ini tidak hanya untuk pedagang, UMKM dan tempat-tempat wisata juga sudah banyak merchant-merchant kami.

Hampir 13.600 merchant di Bali karena kami ditargetkan oleh BI untuk tahun ini agar bisa tumbuh dua kali lipat dari tahun sebelumnya.

Transaksi QRIS atau transaksi nontunai ini menjadi salah satu solusi di tengah pandemi Covid-19 karena tidak menggunakan uang tunai dan tidak perlu bersentuhan.

Kalau dengan kartu ATM kan kita masih tetap bersentuhan, tapi dengan Mobile Banking Bank BPD Bali tinggal download, buka dan akan ada menu transaksi QRIS yang tentunya secara barcode, lalu tinggal tempel di barcode.

Barcode sendiri sudah terstandarisasi secara nasional dan kedepan QRIS ini bisa secara cross border.

Tamu-tamu dari Jepang, China, Asean dan lainnya nantinya kalau bertansaksi di UMKM Bali misalnya di Pasar Sukawati, bisa bertransaksi secara QRIS.

Itu yang sudah kami lakukan dan menjadi solusi di tengah pandemi Covid-19 ini.

Solusi Pemerintah, dan solusi Perbankan untuk memberikan pelayanan yang terbaik kapada seluruh masyarakat lapisan termasuk anak muda.

Nggak perlu ada top up karena rekening kita langsung menjadi rekening QRIS. Itulah yang menjadi kelebihan kita.

Transaksi kita bisa H+0, sekarang transaksi dan sekarang masuk ke merchant. Itulah solusi yang kami berikan kepada anak-anak muda.

Untuk pembayaran SPP juga bisa lewat aplikasi ini.

Sekolah-sekolah dan beberapa universitas yang kami ajak kerjasama juga, pembayaran dengan Mobile Banking Bank BPD Bali sudah bisa.

Baca juga: Wawancara Bupati Jembrana I Nengah Tamba, Tekad Ubah Jembrana Jadi Indah dan Ramah

Keunggulannya adalah efisien, aman, tanpa biaya bensin.

Lebih baik buka aplikasi Mobile Banking Bank BPD Bali.

Bayar Samsat, PDAM, Listrik, beli tiket pesawat Garuda Indonesia, Citilink, hampir semua bisa dibayar di sini dan lengkap.

Saya sendiri saat ini sudah jarang sekali membawa uang tunai karena di tengah pandemi Covid-19 ini terinformasi bahwa uang tunai juga sebagai sarana untuk penyebaran virus ini.

Sehingga ketika kita bertransaksi secara nontunai lebih aman.

Hampir seluruh pejabat kita di Bali seperti Pak Gubernur, Wagub dan Bupati sudah kami kenalkan dengan aplikasi ini dan kami juga lunching dimana-mana.

Termasuk di tempat-tempat wisata.

Nantinya akan ada retrubusi pariwisata sehingga pembayarannya bisa melalui m-banking atau melalui QRIS.

Ini juga kami lakukan kepada seluruh lapisan masyarakat.

Mari kita menggunakan Mobile Banking yang ada QRIS didalamnya untuk menunjang transaksi yang lebih efisien, hemat dan sehat.

Seperti apa kerjasama antara Gojek dan pihak lainnya?

Nantinya mereka kan ada QRISnya dan nanti tinggal top up saja.

Kami juga sudah ada izin untuk top up Gopay lewat Mobile Banking kita dan kami sedang proses serta tinggal menunggu persetujuan dari regulator sehingga mobile banking kita akan lengkap.

Sekarang bayar PBB lewat Go Pay juga bisa karena kami bekerjasama juga.

Sharing ekonomi harus kita lakukan dengan tentunya masyarakat diberikan kemudahan.

Tidak harus bertransaksi ke kantor dan berkerumun banyak orang.

Tentunya dari rumah bisa bertransaksi sehingga lebih efisien, hemat dan sehat.

Donasi juga bisa melalui QRIS dan berwisata dengan helikopter di Melasti juga sudah menggungakan QRIS.(*).

Kumpulan Artikel Tokoh

Berita Terkini