TRIBUN-BALI.COM - Gemerlapnya kompetisi antar negara Eropa atau Euro 2020 membuat kompetisi antar negara Amerika Selatan atau Copa America sepi peminat.
Copa America 2021 berlangsung hampir bersamaan dengan Euro 2020.
Jika bukan benar-benar penggemar sepakbola, kemungkinan orang-orang tidak akan tahu bahwa Konfederasi Sepakbola Amerika Selatan (CONMEBOL) juga sedang menggelar hajatan akbar mereka.
Namun sayang, penyelenggaraan Copa America 2021 tenggelam oleh hingar bingar Euro 2020.
Setidaknya itulah yang terasa bagi penggemar sepakbola di Asia, atau lebih khusus di Indonesia.
Kurang menariknya perhelatan Copa America 2021 kemungkinan disebabkan oleh dua hal krusial.
Pertama, tentu Covid-19 menjadi biang kerok yang paling bisa disalahkan, pandemi membuat pertandingan-pertandingan pada Copa America 2021 digelar tanpa penonton.
Selain itu, kondisi pandemi yang memburuk membuat penyelenggara memindahkan lokasi event ini ke Brazil. Sebelumnya, Argentina dan Kolombia merupakan tuan rumah yang akan menyambut negara-negara serumpun untuk bermain sepakbola dan meraih piala.
Argentina batal menjadi tuan rumah karena naiknya kasus Covid-19 jelang kick-off bergulir dan Kolombia mempunyai masalah nasional yang tidak memadai untuk menyelenggarakan turnamen sekelas Copa America.
Jadilah Brazil yang dipilih menjadi tuan rumah, itu pun beberapa pihak sempat memberikan protes akibat khawatir kasus covid-19 akan meningkat pada saat gelaran Copa America 2021.
Kedua, hal yang membuat Copa America 2021 tidak terlalu diminati adalah jam tayang.
Seharusnya jam tayang Copa America bisa dibilang bersahabat, mengingat laga-laga Copa America dimulai pukul 6 hingga 10 pagi WITA.
Namun, pada jam-jam tersebut, para fans sepakbola di Asia atau Indonesia harus bangun pagi dan bekerja.
Jika tidak, kemungkinan mereka akan melanjutkan tidur karena telah begadang semalaman menyaksikan Euro 2020.
Itu lah alasan yang cukup logis mengapa Turnamen Copa America 2021 kalah mentereng dibandingkan Euro 2020.