TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Typus atau demam tifoid adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Salmonella Typhii.
Bakteri ini menginfeksi atau masuk ke dalam tubuh melalui sarana makanan dan minuman yang terkontaminasi.
Untuk itu, sangat penting menjaga kebersihan makanan dan minuman yang akan dikonsumsi agar tidak terkena bakteri, khususnya bakteri penyebab typus.
A.A Putu Agung Mediastari, Dosen Fakultas Ayurweda, Unhi Denpasar, menjelaskan bahwa penyakit ini bisa diobati.
Salah satunya dengan pengobatan tradisional Bali, atau dikenal dengan Usada Bali.
Perlu diketahui ciri penyakit typus adalah demam tinggi, dan demam ini terkadang hilang terkadang muncul.
“Pemberian obat berbahan alam, bisa segera diberikan untuk mengatasi penyakit tersebut,” jelasnya.
Dalam Usada Bali, ada yang namanya taru pramana pengobatan yang bersumber dari tumbuh-tumbuhan dan sato pramana adalah pengobatan yang bersumber dari hewan.
“Bahannya hewan cacing tanah, serta tumbuhan obat yang bersifat antibiotik sebagai solusi mengatasi penyakit tersebut,” imbuh dosen ini.
Ia menjelaskan tata cara pembuatan kapsul cacing ini adalah dengan memanen cacing dari pembiakannya.
Kemudian dibersihkan, dikeringkan dan dianginkan, dioven hingga kadar air nol persen.
Kemudian dibuat serbuk, dan dikapsulkan.
“Tapi ada juga yang memberikan dalam keadaan segar, ada pula yang memberikan dalam bentuk kapsul ini,” sebutnya.
I.B. Suatama, Dosen Prodi Ayurweda UNHI, menjelaskan Usada Bali merupakan pengobatan tradisional berasal dari Weda.
“Kemudian bagian Weda yang mengungkap masalah kesehatan, dan panjang umur disebut Ayurweda,” jelasnya kepada Tribun Bali beberapa waktu lalu.
Ayurweda berkembang ke Indonesia, dan disebut dengan Husada lalu di Bali disebut Usadha/Usada.
“Usada Bali berisi tentang asal penyakit dan cara pengobatannya,” tegas praktisi Usada ini.
Ia menjelaskan sumber penyakit berasal dari Daiwika Duhka, atau berasal dari para dewa, roh leluhur.
BACA JUGA: Kisah Sri Rintis 'Kripik Biru' yang Populer di Bali, Khas Berbahan Kepala dan Leher Ayam
Yang di Bali kerap disebut ‘kaduken’ atau ‘kesalahang leluhur’ artinya disalahkan leluhur.
Kemudian Adhyatmika Duhka, berasal dari kelemahan diri sendiri, kelemahan imun tubuh, dan kelemahan mental.
Bautika Duhka, berasal dari luar tubuh karena kerusakan lingkungan, salah makan, dan bencana alam.
BACA JUGA: Laklak Merah Putih Warung Secret Aan, Menyirat Pesan Perjuangan di Situasi Krisis
“Sumber pengobatannya Taru Pramana atau obat yang berasal dari herbal. Sato Pramana obat yang berasal dari hewan seperti susu, madu, telur, dan lain sebagainya,” sebutnya. (*)